Yakin Masih Mau Berkerumun, Dua Pengunjung Positif

Pusat Kota Sukabumi
Kerumunan masyarakat yang ingin berbelanja baju lebaran dan kebutuhan lainnya di pusat perkotaan di Kota Sukabumi.(foto : Dok Radar Sukabumi

SUKABUMI – Kekhawatiran penyebaran virus Covid-19 di kerumunan di Kota Sukabumi akhirnya terbukti. Kemarin (9/5), saat Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Sukabumi melakukan pemeriksaan tes rapid antigen Covid-19 di pusat keramian yang dipusatkan di Depan City Mall Kota Sukabumi, dua orang dinyatakan positif.

“Pemeriksaan Covid-19 ini dalam upaya mendeteksi dini dan mencegah penularan di keramaian perkotaan. Ada dua orang yang dinyatakan positif covid-19 hasil tes rapid Antigen. Mereka warga asal Cianjur,” ujar Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Sukabumi, Lulis Delawati kepada Radar Sukabumi, Minggu (09/5).

Bacaan Lainnya

Kedua orang tersebut, harus menjalani pemeriksaan lebih lanjut yakni dengan tes polymerase chain reaction (PCR). Berhubung mereka itu warga diluar Kota Sukabumi, sehingga pihaknya berkoordinasi mengirimkan data tersebut ke dinas dimana warga tersebut tinggal.

“Beda halnya jika warga Kota Sukabumi, kita akan langsung menindaklanjuti dengan PCR segera mungkin. Tapi ketika itu juga kita suruh mereka untuk pulang, dan kita berikan masker bedah. Data sudah kita kirimkan ke dinas kesehatan di wilayahnya,” bebernya.

Pemeriksaan tes rapid antigen Covid-19 dilakukan di pusat keramian dikarenakan tempat ini diserbu oleh masyarakat untuk berbelanja kebutuhan lebaran.

Antisipasi dari pemerintah sendiri melakukan tes rapid antigen ini secara random kepada para pengunjung mall dan sekitarnya. ”Resikonya memang cukup tinggi penularan Covid-19 melihat kondisi di pusat perkotaan saat ini,” ungkap Lulis.

Makanya, tes rapid antigen ini akan terus dilakukan sampai dengan H-1. Dengan target, setiap hari itu sebanyak 100 orang. ”Hari pertama Sabtu kemarin itu, kita lakukan random 65 orang, hasilnya 2 orang positif,” jelasnya.

Dikatakan Lulis, tes rapid antigen pada orang yang tidak bergejalan ini harus ditindaklanjuti oleh tes PCR. Namun kalau memang orangnya bergejala atau kondisi sakit, bisa dikatakan positif covid-19 tanpa di PCR juga.

”Kalau sudah bergejala pada orang sakit itu sudah positif. Tapi ini tidak bergejalan berarti harus di PCR,” pungkasnya. (bal)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *