Ditegaskan Teguh, potensi gempa itu ada, namun begitu bisa terjadi diwilayah kabupaten Sukabumi namun bisa juga terjadi diwilayah lain luar kabupaten, karena sejauh ini sulit diprediksi, sehingga pihaknya mengajak kepada masyarakat lebih waspada dengan bencana yang ada disekitar lingkungan masing masing.
“Bencana di Sukabumi tidak hanya gempa bumi, ada tanah gerak, ada longsor, ada banjir, cuma bedanya kalau banjir BMKG sudah bisa mengeluarkan peringatan dini cuaca, misal di daerah A potensi hujannya bulan ini naik, sehingga sudah tahu, ternyata bulan ini potensinya naik, banjirnya juga akan naik, jadi tahu apa yang harus kita lakukan, tapi kalau gempa gak gitu, bisa tiba tiba terjadi,” bebernya.
“Jadi masyarakat harus aware dan mengenali bencana apa yang ada disekitar kita, sebisa mungkin kita membangun bangunan tahan gempa, tapi bukan berarti tidak akan roboh, cuman rangka strukturnya yang harus diperhatikan,” imbuhnya.
Disinggung soal titik potensi gempa megatrust di kabupaten Sukabumi Teguh menerangkan hal itu memang sudah dikenal masyarakat jawa barat, karena memang terdapat sesar sesar darat yang berpotensi terjadi gempa bumi, namun sekali lagi Ia menegaskan bahwa hingga saat ini tidak bisa memprediksinya.
“Kaya kemarin kita berpikiran yang di Cianjur itu sesar Cimandiri, ternyata ada sesar baru yang terindetifikasi berikutnya, artinya kita belum sampai kesitu,” ucapnya. (ndi/t).
