Sudah Tiga Musim Sawah di Cikembar Kering, Camatnya Lakukan ini

TERLANTAR : Petugas Desa Parakanlima, Kecamatan Cikembar saat meninjau lokasi bendungan Leuwikawung yang jebol diterjang bencana banjir.

“Iya, saya barusan sudah komunikasi langsung dengan Sekretaris DPU Kabupaten Sukabumi. Insya Allah, katanya dalam waktu dekat ini mereka akan menugaskan petugasnya untuk meninjau dan survai ke lapangan. Ini pasti akan dilakukan untuk mengetahui kebenarannya. Termasuk juga dalam mencari solusi yang terbaik agar warga Desa Parakanlima, khususnya para petani tidak lagi mengalami kesulitan dalam mendapatkan pasokan air,” bebernya.

Bacaan Lainnya

Sebab itu, dirinya berharap adanya peran serta pemerintah daerah dalam hal perbaikan saluran bendungan Leuwikaung. Seperti dinas terkait untuk menggangarkan perbaikan bendungan Leuwikaung yang jebol diterjang banjir.

“Iya, ini harus dilakukan agar airnya dapat dimanfaatkan oleh masyarakat yang sekarang kurang lebih ada sekitar 150 hektare yang lahannya terlantar. Karena tidak bisa ditanami padi. Sehingga kedepannya lahan pertanian dapat segera berproduksi. Karena kalau dibiarkan seperti ini kasihan masyarakat disana,” paparnya.

Sementara itu, Ketua Kolompok Sari Tani, Nanang Sutisna asal Kampung Cigarung, RT 02/07, Desa Parakanlima, Kecamatan Cikembar menjelaskan, hampir setiap tahunnya, khususnya saat memasuki musim hujan saluran bendungan Leuwikawung itu, jebol diterjang banjir bandang oleh sungai Cimandiri.

“Iya, mau tidak rusak bagaiamana, karena bendungan itu kami bangun dengan swadaya masyarakat dengan peralatan seadanya saja. Sehingga tidak heran kalau lagi banjir, bendungan itu pasti rusak. Makanya, saya berharap pemerintah daerah dapat segera meninjau ke lokasi bendungan ini dan membantu kami dalam memproduksi pertanian agar lebih maksimal,” paparnya.

Menurutnya, saluran bendungan Leuwikaung merupakan satu-satunya akses air untuk lahan pertanian padi di empat kedusunan yang ada di wilayah Desa Parakanlima.”Sekarang para petani mengeluhkan kondisi saluran bendungan yang jebol itu. Akibat rusaknya saluran bendungan ini, telah berdampak pada lahan pesawahan warga menjadi tidak maksimal. Bahkan, di Kampung Cigarung ini, terdapat ratusan hektare lahan yang kondisinya retak-retak,” jelasnya.

Di Kampung Cigarung ini, ujar Nanang, terdapat lahan pertanian padi seluas 50 hektare. Namun, setelah bendungan Leuwikaung ini, jebol, hampir seluruh pertanian padi terlantar karena tidak bisa dicocok tanam. “Kalau musim hujan seperti ini, warga masih bisa bercocok tanam dengan sistem sawah tadah hujan. Itu pun tidak maksimal. Sementara, kalau musim kemarau maka dapat dipastikan lahan disini terlantar,” imbuhnya.

Untuk itu, ia berharap kepada pemerintah daerah Kabupaten Sukabumi agar dapat memberikan bantuan untuk memperbaiki saluran bendungan yang jebol tersebut. Ini harus segera dilakukan agar para petani dapat maksimal dalam mengelola pertaniannya.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *