“Seren Taun’ ke 439, Ini Jumlah Varietas Padi Lokal di Sinar Resmi

CISOLOK–Banyak yang belum mengetahui berapa jumlah varietas padi lokal yang terus dibudidayakan warga Kasepuhan Adat Banten Kidul. Yang banyak diketahui, hanyalah acara upacara ‘seren taun’ yang biasa digelar rutin tiap tahunnya. Seperti di Kasepuhan Sinar Resmi Desa Sirnaresmi, Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi yang dipimpin Abah Asep Nugraha.

Baik warga lokal maupun dari beberapa daerah, kerap merapat untuk menyaksikan sakralnya upacara ‘Ngadiukeun pare kana leuit Si Jimat’ (Menyimpan padi ke dalam lumbung padi induk) yang menjadi acara inti pada setiap upacara ‘seren taun’ di Kasepuhan Adat Banten Kidul.

Bacaan Lainnya

Terlebih, acara kebudayaan itu dimeriahkan oleh berbagai kesenian dan pertunjukan. Seperti, laes debus (gelantungan di atas tali di antara dua bambu setinggi 15 meter), dogdog lojor, tari jipeng, hingga pagelaram wayang golek. Biasanya, acara ‘seren taun’ berlangsing tiga hati tiga malam.

Kali ini, merupakan acara ‘seren taun’ yang ke-439 yang digelar di kasepuhan Sinar Resmi pada Minggu (7/7).

Upacara seren taun ke-439, Minggu (8/7).

Abah Asep Nugraha menuturkan, ada 68 varietas padi lokal yang harus dilestarikan para petani dan generasi tani. Bahkan menurut Abah Asep yang kerap disapa Abah Anom, padi lokal ini bisa dikembangkan menjadi 80 varietas. “Kita konsen untuk ke depan varietas padi lokal ini untuk dijadikan flasma nutfah,” targetnya.

Masih kata Abah Anom, kegiatan ini merupakan budaya lokal syarat cerminan dengan kegotongroyongan sabilulungan yang harus dilestarikan.

Warga Kasepuhan Adat Sinar Resmi dibantu Dompet Dhuafa tengah melakukan inventarisir keberadaan 60 jenis padi lokal tersebut.

Terlebih varietas padi lokal itu sudah terdaftar di Pusat Perlindungan Varietas Tanaman dan Perizinan Pertanian (PVTPP) Kementerian Pertanian. Ia juga menyebutkan, semua padi yang ditanam diperlakukan dengan cara-cara tradisional. Mulai dari proses membajak, menanam hingga memanen dan menyimpan di leuit.

Padi yang ditanam tidak diberi pupuk kimia atau semuanya adalah padi organik. Dari 68 varietas padi itu memiliki berbagai warna, mulai putih, merah, hitam, kuning hingga yang berwarna abu-abu.

“Varietas padi lokal ini tentu menjadi sumber potensi keberagaman pangan yang ada di Sukabumi. Tentu kita harus berbangga hati,” tukasnya.

(ryl)(ryl)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *