Pidato Nadiem Disambut Positif PGRI Kota Sukabumi

Walikota Sukabumi Achmad Fahmi didampingi wakilnya Andri Hamami dan unsur muspida Kota Sukabumi serta para guru memotong tumpeng dalam peringatan HGN dan HUT PGRI ke-74 di Lapang Merdeka Kota Sukabumi, Senin (25/11).

SUKABUMI – Belakangan ini, teks pidato hari guru yang ditulis Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Republik Indonesia Nadiem Makarim menjadi viral di kalangan masyarakat khususnya para guru.

Pidato tersingkat, yakni hanya dua halaman ini berhasil bikin publik tersentuh. Naskah pidato pun dibacakan langsung Walikota Sukabumi Achmad Fahmi saat upacara peringatan Hari Guru Nasional (HGN) tingkat Kota Sukabumi di Lapang Merdeka Kota Sukabumi, Senin (25/11).

Bacaan Lainnya

Kegiatan yang dimulai dengan penampilan defile dari para guru itu dilanjutkan dengan HUT PGRI ke-74.

Ditemui Radar Sukabumi, Fahmi-sapaan akrab Achmad Fahmi mengaku menyambut positif naskah pidato Mendikbud, Nadiem Makarim dalam momentum HGN 2019 ini. Bahkan pihaknya siap menjadikan Kota Sukabumi sebagai pilot project perubahan revolusioner dari Mendikbud Nadiem Makarim.

“Insya Allah Kota Sukabumi siap merealisasikan apa yang menjadi harapan pak menteri termasuk lima poin yang ada di naskah teks pidato tersebut,” terang Fahmi.

Pihaknya mengaku siap merealisasikan lima poin yang menjadi harapan Mendikbud, sebagai bentuk dukungan Kota Sukabumi terhadap Mendikbud yang baru guna menyongsong Indonesia Emas 2025.

Adapun isi pidato menggugah dari Mendikbud di HGN yang sempat viral seperti dikutip dalam Situs Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yaitu di awal teks pidato Nadiem terlebih dahulu meminta maaf lantaran pidatonya tidak seperti para pendahulunya.

“Bapak dan Ibu Guru yang saya hormati, biasanya tradisi Hari Guru dipenuhi oleh kata-kata inspiratif dan retorik. Mohon maaf, tetapi hari ini pidato saya akan sedikit berbeda. Saya ingin berbicara apa adanya, dengan hati yang tulus, kepada semua guru di Indonesia, dari Sabang sampai Merauke,” tulis Nadiem dalam naskah yang bereda.

Nadiem banyak menyampaikan perspektif baru tentang dunia pendidikan. Salah satunya soal tugas guru yang ia nilai sangat mulia, sekaligus juga sangat sulit. Dia sadar, meski tugas utama guru membentuk masa depan bangsa, mereka lebih sering diberi aturan dibandingkan mendapat pertolongan.

“Anda ingin membantu murid yang mengalami ketertinggalan di kelas, tetapi waktu Anda habis untuk mengerjakan tugas administratif tanpa manfaat yang jelas,” tulis Nadiem.

Mantan Bos Gojek itu pun mengakui potensi anak tidak dapat diukur dari hasil ujian. Sayangnya, selama ini guru terpaksa mengejar angka karena didesak berbagai pemangku kepentingan. Ditambah lagi dengan desakan kurikulum yang padat, ukuran kemampuan berkarya, hingga tidak adanya kepercayaan untuk berinovasi.

Untuk itu ia mengajak guru untuk menemukan bakat dalam diri murid yang kurang percaya diri dan membantu guru lain yang mengalami kesulitan. Nadiem meminta guru melakukan perubahan kecil di kelas tanpa menunggu perintah terlebih dulu. Nadiem berjanji tidak akan pernah membuat janji kosong kepada guru.

“Perubahan adalah hal yang sulit dan penuh dengan ketidaknyamanan. Ajaklah kelas berdiskusi, bukan hanya mendengar. Berikan kesempatan kepada murid untuk mengajar di kelas. Cetuskan proyek bakti sosial yang melibatkan seluruh kelas. Temukan suatu bakat dalam diri murid yang kurang percaya diri.

Tawarkan bantuan kepada guru yang sedang mengalami kesulitan. Apapun perubahan kecil itu, jika setiap guru melakukanya secara serentak, kapal besar bernama Indonesia ini pasti akan bergerak. Selamat Hari Guru,” bebernya.

Sementara itu, Ketua PGRI Kota Sukabumi Saepurahman Udung mengajak guru untuk bisa menjebatani harapan-harapan orang tua, pemerintah dan masyarakat.

“Intinya guru sebagai jembatan harapan para orang tua, pemerintah dan juga masyarakat untuk mencetak generasi bangsa yang cerdas tentunya ini juga sesuai harapan dari Menteri Pendidikan,” imbuhnya.

Saat disinggung mengenai kesejahteraan guru, pria yang akrab disapa Udung itu mengatakan kesejahteraan guru merupakan tugas PGRI, untuk itu pihaknya pun akan terus bekerja keras menyejahterakan para guru termasuk guru honorer.

“Insya Allah jika gurunya sejahtera maka mengajar pun bisa lebih baik,” tutupnya.(wdy).

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *