Petani Manggis Sukabumi Tak Bisa Ekspor ke Cina, Dampak Virus Corona

Warga Cibolang, Kabupaten Sukabumi saat menyortir buah manggis.

SUKABUMI – Wabah virus corona tak hanya menjadi ancaman mematikan bagi manusia, tapi juga berpengaruh besar terhadap ekonomi. Salah satu yang terkena dampaknya adalah petani manggis di Sukabumi. Pasalnya, mereka kini tak bisa lagi mengekspor manggis ke negeri Tirai Bambu tersebut.

Seorang pengusaha buah manggis di Desa Bojongraharja, Kecamatan Cikembar, Kabupaten Sukabumi, Henhen Suhendar mengatakan, meskipun wabah virus corona terjadi di satu provinsi yakni Wuhan, namun juga berpengaruh terhadap Provinsi Ghuanzou dan Beijing, Cina.

Bacaan Lainnya

Sementara, dua provinsi terakhir itu merupakan tujuan ekspor manggis asal Sukabumi. “Iya, dampaknya sekarang Sukabumi banyak yang tidak bisa mengekspor manggis ke Cina,” kata Henhen kepada Radar Sukabumi,  (29/1).

Menurut Henhen, biasanya setelah perayaan Imlek atau menjelang akhir bulan Januari, para eksportir manggis di Sukabumi banyak melakukan ekspor ke Cina. Namun, untuk tahun ini tidak demikian.

“Virus corona berdampak pada berhentinya sejumlah aktivitas di sebagian besar wilayah Cina. Warga di sana banyak yang memilih tetap berada di dalam rumah lantaran takut tertular virus corona.

Bahkan, mereka tidak bisa merakayakan Imlek seperti biasanya dan tidak sedikit warga di Cina banyak yang di karantina. Kondisi itu, membuat sementara waktu kami tutup dulu untuk ekspor manggis ke Cina,” bebernya.

Seorang Suplier Manggis di PT Manggis Elok Utama, Pepen Supendi mengatakan, wabah virus corona ini berdampak terhadap PT Manggis Elok Utama sebagai salah satu eksportir manggis. Bahkan, beberapa persusahaan manggis di Sukabumi tidak bisa ekspor ke negara Cina. Karena jika dipaksakan ekspor, dapat dipastikan buah manggisnya tidak akan laku.

“Hampir seluruh perusahaan eskportir manggis tidak berani melakukan ekspor ke Cina. Kami tidak berani melakukan spekulasi. Karena bila dipaksakan juga, pasti akan merugi,” kata Pepen yang juga sebagai Kepala Desa Cibolang, Kecamatan Gunungguruh.

Pada dua pekan terakhir, PT Manggis Elok Utama telah berupaya melakukan eksportir manggis se-Jawa Barat ke Cina sebanyak 18 kontainer dengan berat manggis sekitar 288 ton. Namun saat di pertengahan laut, kapal yang menggangkut manggis tersebut dipulangkan kembali. Karena, mitra perusahaan di Cina meminta untuk tidak mengirimkan manggis untuk sementara waktu.

“Akibatnya, perusaahan ekportir merugi hingga lebih dari Rp5 miliyar. Iya, kalau untuk Sukabumi saat itu hanya satu kontainer atau 16 ton yang dipulangkan kembali manggisnya. Kerugian yang dialami pun mencapai Rp1 milyar,” bebernya.

Agar tak rugi parah, pihaknya terpaksa melempar barang kualitas ekspor ke pasar dalam negeri. Pasalnya, jika tak juga dikirim, buah manggis berpotensi busuk dan tak bisa dikonsumsi. Namun masalahnya, harga jual di pasar dalam negeri tentu lebih murah dari pada harga ekspor.

“Dari pada rugi seluruhnya, akhirnya kami jual dengan harga murah ke pasar lokal. Seperti di pasar induk Bandung, Jakarta dan Surabaya dengan harga jual sekitar Rp6 ribu sampai Rp7 ribu per kilogramnya. Sementara untuk harga ekspor, biasanya dijual dengan harga mulai dari Rp30 ribu sampai Rp45 ribu perkilogram,” beber Pepen.

Sementara itu, Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kabupaten Sukabumi, Zaenul menambahkan, munculnya isu virus corona sejauh ini tidak berdampak terhadap laju investasi di Kabupaten Sukabumi.

“Alhamdulillah isu virus Corona ini tidak berpengaruh terhdap investasi. Kalau ekspor manggis ke Cina mungkin terpengaruh. Tapi untuk investasi, belum ada pengaruhnya,” akunya.

Menyikapi munculnya isu tersebut, sambung Zaenul, DPMPTSP memberikan penjelasan kepada para investor bahwa berinvestasi di Kabupaten Sukabumi sangat aman dan nyaman.

“Kami harap, masyarakat bisa menciptakan suasana yang kondusif dan ikut serta memberikan rasa aman dan nyaman terhadap semua investasi di Kabupaten Sukabumi. Dengan begitu, dapat menambah minat investor untuk berinvestasi,” pungkasnya. (den/bam/t)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *