Nasib Warga Citamiang Korban TPPO di Riyadh Ditentukan Besok

Human trafficking (ilustrasi)

RIYADH, RADARSUKABUMI.com – Kondisi EM (32), warga Jalan Pemuda, Kelurahan/Kecamatan Citamiang, Kota Sukabumi yang menjadi korban tindak pidana perdagangan orang (TPPO) di Arab Saudi kini sudah aman di tempat penampungan (sehlter) KBRI setempat.

“Kondisi yang bersangkutan sekarang Alhamdulillah sudah aman kok,” kata Tim Dewan Perwakilan Luar Negeri (DPLN) Serikat Buruh Migran Indonesia (SBMI) Riyadh Arab Saudi Agus Gia lewat sambungan telpon kepada Radarsukabumi.com, Jumat (11/10/2019).

Bacaan Lainnya

Soal kabar terbaru dari kasus TPPO yang menimpa wanita asal Citamiang ini, kata Agus Gia, akan dilakukan pertermuan antara pihak SBMI Jawa Barat dengan pihak perusahaan jasa tenaga kerja Indonesia (PJTKI) dan sponsor pada besok, Sabtu (12/10/2019). Pertemuan ini nantinya akan membahas hal iwal pemulangan EM ke Kota Sukabumi.

“Intinya nanti soal proses pemulangan EM ke Kota Sukabumi sepenuhnya tanggung jawab dari PJTKI tersebut. Itu harus ada hitam di atas putih dengan stempel PJTKI. Dan ini nantinya akan disaksikan oleh kepolisian. Begitu informas yang saya dapat dari Bu Jejen Ketua SBMI Jawa Barat,” beber Agus Gia.

Soal EM, Agus Gia mengungkapkan wanita yang sebelumnya berprofesi sebagai guru matematika ditipu oleh tetangganya yang merupakan agen dari PJTKI yang terlibat dalam keberangkatannya ke Arab Saudi.

Korban dijanjikan bekerja di rumah sakit atau bank dengan gaji perbulan 1.500 real atau setara kurs Rp 5.700.000. Namu kenyataannya EM justru dipekerjakan sebagai pembantu rumah tangga (PRT) dan mengurusi lansia.

“Sebenarnya EM di sini (Arab Saudi, red) aman-aman aja. Tidak mendapat perlakuan yang tidak menyenangkan, tida ada kasus kekerasan atau penyiksaan. Cuma yang bermasalah ini soal administrasinya. EM itu kan cuma pegang visa tour atau untuk peziarah. Jadi keberangkatannya ke Arab Saudi itu ilegal,” papar Agus.

“Saya berharap kasus seperti ini tidak terjadi lagi. Pekerja migran itu memang berjasa untuk devisa Indonesia, tapi kalau seperti ini justru akan menyusahkan negara,” pungkasnya.

(izo/rs)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *