MH-AS Mawar yang Harum

FOTO: DOC/RADAR SUKABUMI DIALOG REDAKSI : Ketua Fraksi PKS DPRD Kabupaten Sukabumi Muhammad Yusuf didampingi Bendahara Umum DPD PKS Kabupaten Sukabumi Amran Munawar Luthfi saat dialog redaksi yang digelar harian pagi Radar Sukabumi, Rabu (17/06).

SUKABUMI – Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Sukabumi, sudah melakukan sosialiasi bahwa Pilkada akan dilaksanakan pada 9 Desember 2020 mendatang. Beberapa kandidat bakal calon bupati dan wakil bupati mulai bermunculan ke permukaan, mulai dari bakal calon dari petahana hingga unsur politikus dan pengusaha hingga kalangan birokrat mulai ramai berseliweran di media sosial. Tak terkecuali, sejumlah parpol juga ikut mempersiapkan hajatan lima tahun tersebut. Seperti Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Kabupaten Sukabumi salah satunya yang sudah jauh-jauh hari mempersiapkan strategi khusus guna mempertahankan suara di Pilkada nanti.

Dalam dialog redaksi yang dipimpin langsung General Manajer (GM) Radar Sukabumi Abdul Somad didampingi Pemimpin Redaksi Rahmad Yanadi berlangsung cair. “Sebetulnya, bagi PKS, Pilkada di tengah wabah Corona masih berlangsung itu tidak jadi masalah, karena PKS memiliki kader yang militan dan gerakan sosialiasinya dor to dor atau yang partai lain dengan sebutan gerakan pasukan mama lemon,” jelas Ketua Fraksi PKS DPRD Kabupaten Sukabumi Muhammad Yusuf saat mengikuti dialog redaksi yang digelar harian pagi Radar Sukabumi di Lantai II Panjalu KM 3,5 Selabintana pada Rabu (17/06).

Bacaan Lainnya

Sekitar empat ribu lebih kader PKS yang tersebar di beberapa Daerah Pemilihan (Dapil) saat ini sudah siap siaga menunggu instruksi untuk mensosialisasikan bakal calon yang akan diusung PKS pada Pilkada nanti, namun dikarenakan perjalanan dalam menentukan sikap PKS untuk mengusung bacalon belum rampung saat ini kader dalam posisi bersiap-siap mengatur strategi untuk memenangkan pilkada nanti.

“Kader kita ibaratnya tinggal pencet tombol saja langsung bergerak. Bagi kami sangat diuntungkan, karena sebelum ada pandemi (corona red) juga strategi mendulang suara dengan dor to dor sudah dijalankan, dan itu sekarang dicontoh dengan partai lain itu tidak jadi masalah karena sekarang kan harus mengikuti protokol kesehatan covid-19,” jelasnya.

Saat ditanya di dapil mana kader PKS yang paling banyak, dirinya mengatakan hampir disemua wilayah kader PKS ada, namun untuk jumlah terbanyak tentunya di wilayah dapil II,III dan IV karena mengingat penduduk didapil itu paling banyak. Namun, meski begitu pada pelaksanaanya nantinya tim akan memetakan bagaimana menggerahkan kader untuk bergerilya dilapangan.

“Ya misal, didapil III banyak kader PKS, nanti kita akan kirim ke dapil lain untuk melakukan sosialiasi secara dor to dor, dan bahkan PKS sendiri akan menerima bantuan dari PKS luar daerah seperti dari Bogor dan wilayah perbatasan lainnya. Kalau Cianjur kan mereka juga pilkada, mungkin mereka juga fokus disana,” terangnya.

Lebih lanjut dirinya mengatakan, selain strategi tadi tentunya PKS memiliki strategi rahasia yang tidak akan dimunculkan di Publik. Pasalnya, tahun 2020 ini merupakan kesempatan PKS untuk meraih kemenangan seperti 10 tahun masa kepemimpinan Sukmawijaya. “Kami ingin kader PKS kembali ada di Eksekutif seperti 10 tahun pada masa jaman pak Sukmawijaya. Dan untuk meraih itu tentunya akan dipersiapkan strategi yang matang agar kemenangan datang,” tandasnya.

Saat ditanya proses lobi-lobi politik atau komunikasi dan penjajakan parpol dirinya mengatakan, bahwa saat ini PKS dalam posisi masih mencari formasi yang terbaik. Kalau ada isu akan mendorong Sekda Iyos Soemantri baru hanya sebatas wacana publik, faktanya PKS hingga saat ini masih dalam posisi mencari formasi yang baik. Dan tentunya setiap perkembangan politik yang dilakukan PKS akan dilaporkan tim ke DPW atapun di DPP untuk kemudian bisa dintentukan kemana arah PKS di Pilkada mendatang.

“Kalau ditanya posisi PKS di mana, ya saya jawab ada di mana-mana tapi tidak ke mana-mana. Artinya PKS memasang strategi tiga kaki, dikubu MH (Marwan Hamami) ada di kubu AS (Adjo Sardjono) siap dan posisi poros ketiga memang kami menggagas sedari awal, namun keputusan terakhirnya ada di DPP,” tandasnya.

Menurutnya, dengan memasang strategi tiga kaki PKS yakin bisa mudah untuk memetakan perpolitikan kedepan. Dirinya juga menegaskan bahwa koalisi Mawar (PAN-PKS) masih tetap solid. Artinya koalisi yang dibentuk pada Senin (2/03/2020) pada Pukul 13,00 WIB ini masih berlanjut. Meski pada saat ini, PKS digosipkan sudah di posisi petahana Bupati Marwan Hamami dengan disebut-sebut akan mengusung Sekda Iyos Soemantri dan posisi PAN terlihat mesra dengan beberapa partai lainnya yang digembor-gembor mendukung Adjo Sardjono, tetapi itu tidak menjadikan koalisi Mawar bubar begitu saja.

“Jadi gini, ketika PAN berkumpul Kamis (4/6/2020) lalu dengan Gerindra, PKB dan PPP. Itu PAN tetap berkomunikasi dengan kami. Dan kami tanya soal koalisi, mereka bilang lanjut. Itu artinya belum dibubarkan, karena kan koalisi itu jelas secara tertulis,” terangnya.

Menurutnya secara kursi koalisi Mawar itu cukup, PAN memiliki enam kursi dan PKS tujuh kursi. Artinya 13 kursi sangat cukup mengusung calon bupati dan wakilnya. Namun, untuk sikap politik yang ramai diperbicangkan oleh kalangan politikus di Kabupaten Sukabumi sebetulnya adalah proses penjajakan dan komunikasi politik, toh pada nyatanya PKS sampai saat ini masih melakukan masih menjalankan mekanisme di posisi mana PKS berada pada Pilkada 2020 mendatang.

“Kalau ditanya posisi PKS di mana, ya saya jawab ada di mana-mana tapi tidak ke mana-mana. Artinya PKS memasang strategi tiga kaki, dikubu Marwan ada di kubu Adjo siap dan posisi poros ketiga memang kami menggagas sedari awal, namun keputusan terakhirnya ada di DPP,” tambahnya.

Menurutnya, langkah politik yang dijalankan PKS memang ingin berperan aktif di kubu Marwan dan Adjo juga di Poros tengah sebelum akhirnya ditentukan ke mana PKS berlabuh. Karena kubu yang ada saat ini belum tentu memiliki kesempatan untuk mengusung sendiri. Sekelas partai pemenang Gerindra cuma ada 9 kursi artinya masih kekurangan satu kursi lagi untuk mengusung.

“Intinya koalisi masih solid, soal ke mana berlabuh dan ketika memilih poros tengah siapa figurnya nanti yang memutuskan DPP PKS, karena SK itu keluar dari DPP berdasarkan data dan masukan yang kami kirim melalui tim di daerah,” tukasnya. (hnd)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *