Keluarga Anak Tewas di Sukabumi Tolak Otopsi

Anak-tewas-di-Septic-Tank

SUKABUMI – Nasib malang menimpa bocah perempuan berinisial AAP warga Kampung Babakan Karamat RT2/3, Kelurahan Karamat, Kecamatan Gunungpuyuh, Kota Sukabumi. Ia ditemukan mengambang tak bernyawa di septic tank yang tak jauh dari rumah korban, Selasa (10/5).

Dari informasi yang dihimpun Radar Sukabumi, insiden terjadi sekira pukul 06.30 WIB. Saat itu, anak dari pasangan suami istri (Pasutri) Deden Maulana Hidayat (38) dan Nunung Yuliani (29) ini menghilang dari rumah.

Bacaan Lainnya

Orang tua korban bersama tetangga pun berupaya mencarinya di sekitar rumah hingga kampung tetangga.

Namun, upaya pencarian tak membuahkan hasil. Karena penasaran, sekira pukul 11.00 WIB orang tua korban kemudian langsung mengecek septic tank tak terpakai di dekat rumahnya. Ternyata, anak berusia lima tahun ini sudah mengambang. Sontak, kejadian ini menggegerkan warga setempat.

“Saya dan warga mencarinya tetapi tidak ditemukan. Karena orang tua AAP penasaran dengan septic tank yang tak terpakai, sehingga langsung mengeceknya.

Dan ternyata AAP ditemukan sudah mengambang di dalamnya,” kata Saudara Korban, Anisa Yulianti (34) kepada Radar Sukabumi, Selasa (10/5).

Kejadian meninggalnya AAP ini membuat warga heran. Pasalnya, kondisi sepitc tank tersebut tertutup rapat. Ditambah lagi, jika korban terpeleset pun tidak akan masuk ke dalam karena diameter lobangnya cukup kecil.

“Sangat aneh anak bisa masuk ke dalam sepitc tank yang tertutup rapat dan diameter lubangnya juga tidak akan muat dimasuki anak. Tapi kenyataannya, anak sudah ada di dalamnya,” beber sebari keheranan.

Sepengetahuannya, kondisi korban saat dikeluarkan dari dalam septic tank tersebut tidak terdapat luka apapun.

Hanya saja di tangannya ada goresan yang diakibatkan saat mengeluarkan korban dari lubang septic tank.

“Saya lihat tidak ada bekas luka apapun. Hanya saja tangannya ada bekas goresan karena saat mengeluarkan AAP, sedikit dipaksa sebab lubang septic tank yang cukup kecil.

AAP sempat dibawa ke rumah sakit sama orang tuanya, tapi kemudian dibawa pulang lagi. Mungkin orang tua sudah pasrah karena waktu ditemukan pun sudah dalam kondisi meninggal,” sebutnya.

Hal senada juga diungkapkan warga setempat lainnya, Adinda Putri (21) yang merasa heran dengan adanya kejadian tersebut. Sebab, warga menduga jika kecelakaan anak, semestinya tidak bisa masuk ke dalam septic tank karena diameter lubang kecil.

“Lubang septic tank nya sangat kecil, tidak akan muat kalau anak masuk kedalamnya. Kejadian ini cukup mengherankan. Saat ini korban sudah dimakamkan, karena mungkin keluarga sudah menganggap kejadian ini sebagai musibah,” singkatnya.

Sementara itu, Kapolsek Gunungpuyuh, AKP Maulana Arief mengatakan, AAP pertama kali ditemukan Deden Maulana Hidayat yang tak lain merupakan ayah kandung korban.

“Jadi yang pertama mencurigai korban terperosok kedalam septic tank itu adalah ayahnya. Pada saat melintas sekitar septic tank, terlihat ada baju korban yang terlihat dari atas septic tank.

Saat dibuka dan dipastikan, benar saja terlihat sosok anaknya yang sudah mengambang pada septic tank yang berukuran 40×30 centimeter tersebut, dengan kedalaman sektar 1,3 meter,” ungkap Arif.

Arif menerangkan, sebelumnya memang sejak pukul 06.30 WIB keluarga korban telah mencari keberadaannya yang mulai tidak terlihat bermain dengan teman sebayanya.

“Jadi awal mula, ibu korban itu merasa anaknya hilang, kemudian mulai melakukan pencarian. Hingga akhirnya pada pukul 11.00 WIB siang tadi, suaminya yang merupakan ayah korban, menemukan korban mengambang di septic tank milik tetangganya,” terangnya.

Masih menurut Arif, petugas Polsek Gunungpuyuh yang menerima informasi langsung bergegas mendatangi lokasi kejadian dan mengumpulkan keterangan terkait peristiwa tersebut.

“Hasil keterangan yang didapatkan, diduga peristiwa ini terjadi akibat lalainya pengawasan orang tua terhadap buah hatinya,” imbuhnya.

Setelah dilakukan pemeriksaan, petugas juga menawarkan kepada pihak keluarga agar jenazah dilakukan otopsi.

Namun, keluarga menolak otopsi terhadap jenazah, dan dilengkapi dengan surat penolakan yang ditandatangani didepan saksi-saksi.

“Kami laporkan peristiwa ini kepada pimpinan (Kapolres Sukabumi Kota),” tegasnya.

Arif mengimbau, warga khususnya yang berada di wilayah hukum Polsek Gunungpuyuh untuk lebih intens lagi mengawasi buah hatinya.

“Jangan lengah, apalagi yang masih memiliki anak balita. Jangan sampai karena keteledoran orang tua, anak yang menjadi korban,” pungkasnya. (bam)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *