Kasus DBD Capai 557 Kasus, 3 Orang Meninggal

SUKABUMI — Kasus penyakit Demam Bedarah Dengeu (DBD) di Kota Sukabumi, menurun. Terbukti, dari data yang tercatat Dinas Kesehatan (Dinkes) terhitung Januari hingga September 2020 mencapai sebanyak 557 kasus dan tiga orang diantaranya meninggal dunia. Angka ini, lebih sedikit jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya sampai September mencapai 688 kasus.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Sukabumi, Lulis Delawati menjelaskan, rincian kasus DBD pada tahun 2020 yakni, sebanyak 82 kasus pada Januari, 75 kasus pada bulan Februari, 79 kasus pada bulan Maret, 110 kasus pada bulan April, 53 kasus pada bulan Mei, 55 kasus pada bulan Juni, 37 kasus pada bulan Juli, 26 kasus pada bulan Agustus dan 40 kasus pada bulan kasus pada September.

Bacaan Lainnya

“Sedangkan pada 2019 lalu rinciannya yaitu, sebanyak 96 kasus pada bulan Januari, 93 kasus pada bulan Februari, 94 kasus pada bulan Maret, 70 kasus pada bulan April, 63 kasus pada bulan Mei, 50 kasus pada bulan Juni, 107 kasus pada bulan Juli, 86 kasus pada bulan Agustus dan 29 September. Kalau melihat data yang ada, tahun ini kasus DBD menurun,” jelas Lulis kepada Radar Sukabumi, Senin (5/10).

Lulis menerangkan, pada tahun ini ada sebanyak tiga orang yang meninggal dunia pada Januari ada satu orang dan Maret dua orang. “Ketiga orang yang meninggal ini rata-rata masih balita yakni berusia lima tahun, dua tahun dan tiga tahun,” terangnya.

Meski kasus DBD kali ini mengalami penurunan, sambung Lulis, tetapi kewaspadaan harus dilakukan salah satu upaya dengan gerakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) 3M plus.

Gerakan ini yakni, menguras atau membersihkan tempat yang sering dijadikan tempat penampungan air seperti bak mandi, ember air, dan tempat penampungan air minum.

“Selain itu menutup rapat tempat-tempat penampungan air seperti drum dan toren air,” ujarnya.

Lulis menambahkan, selain itu juga berupaya memanfaatkan kembali atau mendaur ulang barang bekas yang memiliki potensi untuk jadi tempat perkembangbiakan nyamuk yang menularkan demam berdarah.

“Upaya lainnya mebiasakan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) di tengah masyarakat,” pungkasnya. (bam/t)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *