Hijrah ke Papua

Persib Bandung akhirnya memilih Stadion Mandala, Jayapura, Papua, sebagai kandang sementara hingga akhir musim 2018. Kandang ini menjadi jawaban Persib atas saksi Komdis PSSI yang melarang Persib bermain di Pulau Jawa.

Pelatih Persib Bandung Mario Gomez mengaku mempersiapkan tim untuk dapat beradaptasi di tanah Mutiara Hitam. “Persiapannya adalah kami akan berangkat ke Papua dan kami akan bermain di sana sebagai kandang,” kata Gomez di Jalak Harupat, Soreang, Kabupaten Bandung, Kamis (4/10).

Gomez menilai, Papua dipilih karena usai menjamu Madura United pada 9 Oktober, Persib dapat langsung mempersiapkan diri melawan Persipura Jayapura.

Persib memikirkan jauhnya perjalanan jika memaksakan memilih stadion lain. “Sabtu ini kami berangkat ke Papua. Kami akan terus berada di sana sampai tanggal 15 Oktober,” ucap dia.

Namun, Papua kemungkinan hanya menjadi pelabuhan sementara bagi Persib. Usai menyelesaikan pertandingan di Papua, skuat Maung Bandung akan mencari stadion di luar Jawa lainnya. “Setelah kami bertanding melawan Persipura, baru setelah itu kami pulang,” ujarnya menjelaskan.

Gomez mengaku tidak keberatan untuk berpindah kandang ke Stadion Mandala. Menurutnya, kualitas Stadion Mandala bagus dan cocok untuk Persib. “Kapasitasnya besar dan lapangannya juga bagus, jadi tidak masalah,” katanya menegaskan.

 

 

Sementara itu, Manajer Persib Bandung, Umuh Muchtar setuju jika laga kandang Persib kontra Madura United, Selasa (9/10), dalam laga lanjutan Gojek Liga 1 digelar di Tanah Papua.

Umuh mengatakan, bila perlu pertandingan kandang Persib dilangsungkan di Serui atau Wamena. “Harapan saya di Bandung walaupun tanpa penonton, tetapi kalau Komdis PSSI tetap meminta kami main di luar Pulau Jawa, ya sudah di Serui saja sekalian atau Wamena,” tegas Umuh, kepada awak media.

Umuh menambahkan, sebagai tuan rumah, pihaknya bebas menentukan tempat digelarnya laga kandang usiran di luar pulau Jawa.

Umuh mengaku heran surat sanksi untuk Persib yang dikeluarkan Komdis PSSI seperti tidak serius. Hal itu lantaran PSSI melalui Sekjen PSSI, Ratu Tisha menyatakan akan merevisi surat sanksi Persib yang telah dikeluarkan. “Jadi Persib ini seperti jadi percontohan. Dikatakan Persib harus menggelar pertandingan di Kalimantan, ternyata itu hanya contoh.

Bagaimana ini? Seperti tidak serius. Itu terlihat sekali karena nafsu saja, karena tidak suka Persib yang sedang berada di atas,” ungkap Umuh.

Umuh menambahkan, seharusnya sanksi yang dijatuhkan memiliki dasar yang kuat. “Ini dasarnya tidak jelas dari mana, bab berapa, pasal berapa yang diambil? Tidak ada.

Makanya kalau benar harus digelar di luar Pulau Jawa jangan dianggap percontohan,” seloroh Umuh lagi. Bagi Persib Bandung, menurut Umuh, tidak masalah bermain di manapun karena pendukung Persib ada di mana-mana.

 

(net)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *