Ekspedisi Gerakan Anak Negeri, Menyusuri 5.000 Kilometer Jawa-Bali, Kejutan dari Dahlan Iskan

Gerakan Anak Negeri
Inisiator Gerakan Anak Negeri, Hazairin Sitepu (kiri) menerima kue ulang tahun dari mantan Menteri BUMN, Dahlan Iskan, saat mengunjungi rumahnya di Surabaya, Jumat (17/9).

RADARSUKABUMI.com – Setelah tiga hari menjelajah pulau dewata, tim ekspedisi Gerakan Anak Negeri, kembali melanjutkan perjalanan. Kali ini berbalik arah ke pulau Jawa.

IMAM RAHMANTO, Bogor

Bacaan Lainnya

Proses keluar dari Pulau Bali ternyata jauh lebih ketat. Penumpang kapal feri mesti menyertakan hasil rapid antigen negatif, dan sertifikat vaksin. Pelayanan rapid test memang banyak bertebaran di sekitar Pelabuhan Gilimanuk, Bali. Baru sampai gerbang pelabuhan, sudah ada yang menawari.

Para petugas di Pelabuhan Gilimanuk juga lebih teliti dalam memeriksa detil dokumen perjalanan. Mereka mencocokkannya satu per satu dengan kartu identitas calon penumpang. Beruntung, rombongan Ekspedisi Gerakan Anak Negeri bisa menyeberang tanpa terkendala.

Setelah berlabuh, tiga kendaraan roda empat langsung tancap gas menapaki Pulau Jawa, ke arah Baluran, Kabupaten Situbondo, Kamis (16/9). Salah satu kendaraan tim sempat mengalami masalah. Ban belakang bocor tertancap paku. Mobil terpaksa berhenti sejenak di SPBU: menambal ban.

Situbondo menjadi jalur yang dilintasi dalam perjalanan Banyuwangi – Surabaya. Jalur itu sebagian didominasi oleh hutan yang masuk dalam kawasan Taman Nasional Baluran. Kiri-kanan jalan hanya bisa dijumpai pohon-pohon tanpa rumah penduduk. Bahkan, jaringan telepon sempat hilang di beberapa titik jalan tersebut.

Rombongan Gerakan Anak Negeri sempat ingin menjelajah Taman Nasional Baluran sebagai bagian dari ekspedisi. Terlebih, taman nasional itu dikenal dengan “Little Africa in Java”. Lokasinya menjadi salah satu titik yang dilalui dalam perjalanan pulang ke Pulau Jawa.

Namun, rombongan tak bisa memasuki kawasan taman nasional seluas 25.000 hektare itu, lantaran masih ditutup. Mau tidak mau, perjalanan diteruskan. Kali ini menuju Kota Pelajar, Yogyakarta. Rute yang berjarak 577 kilometer ternyata membuat rombongan kewalahan.

Belum sampai setengah perjalanan, waktu sudah menunjukkan lewat tengah malam. Rombongan terpaksa menginap di Surabaya. Tepatnya di Papilion Hotel, Jumat (17/9) dini hari.

Paginya, sebelum melanjutkan perjalanan ke Yogyakarta, rombongan Gerakan Anak Negeri menyambangi kediaman mantan Menteri BUMN Dahlan Iskan. Rumahnya tak sampai lima menit dari tempat menginap rombongan.

Rumah mantan Dirut PLN itu, begitu rindang. Tanaman hias tersusun rapi di sekeliling halaman. Hijau di mana-mana. Jenis tanaman Sirih Gading, Monstera, Janda bolong, Aglaonema, hingga Gelombang Cinta.

Diselingi warna-warni rumah pohon dan bangku taman. Beberapa pohon mangga menaungi halaman yang sangat luas tersebut. “Ini yang desain semuanya (tanaman hias) istri saya,” tutur Dahlan Iskan, dengan senyum khasnya saat menerima rombongan Gerakan Anak Negeri.

Gerakan Anak NegeriIa baru saja menuntaskan kuliahnya untuk mahasiswa pascasarjana di Universitas Airlangga (Unair) via zoom meeting. Dengan raut wajah bersemangat, dia mengajak rombongan masuk ke salah satu area kerjanya di halaman belakang. “Saya kagum Anda sudah berani ke Bali. Saya tidak pernah ke sana selama pandemi. Saya justru baru dengar Bali sepi,” ujar Dahlan.

Dia menilai positif, apa yang dilakukan tim ekspedisi menyusuri Pulau Jawa – Bali. Ia sendiri belum pernah ke Bali semenjak pegebluk. Bahkan, kondisi Bali yang mati suri baru didengarnya dari Inisiator Gerakan Anak Negeri, Hazairin Sitepu.

Menurutnya, mengkampanyekan hidup berdamai dengan Covid-19, perlu terus digaungkan.”Harapan kita satu-satunya agar pandemi cepat berakhir. Harapan lainnya, kapan vaksinasi mencapai 70 persen. Kalau sudah di atas 70 persen, pariwisata sudah bisa dibuka kembali,” kata Dahlan.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *