SUKABUMI— Banyaknya tudingan miring kepada Calon Presiden (Capres) Prabowo Subianto tentang isu haus kekuasaan membuat capres dengan nomor urut 2 ini angkat bicara. Dihadapan ratusan warga Sukabumi yang menghadiri tasyakur Pesantren Al Quran ke 28 dan Haul Alm KH Abdullah Syafi’ie ke 33 pendiri Ponpes Asyafi’iyah menjelaskan bahwa tudingan dan sindirian yang berkali kali diterimanya adalah hal yang wajar, namun Mantan Danjen Kopassus ini selalu bertanya kepada dirinya apakah benar seperti itu.
“Saya berkali-kali disindir, diejek dan dijelekan berkali-kali dituduh inilah, dituduh itulah hinga dituding macem-macem. Dalam hati saya bertanya apakah saya demikian?, “jelas Prabowo pada saat mengisi sambutan di Pesantren Jalan Sukabumi – Cianjur KM 10 Sukalarang, Kabupaten Sukabumi.
Bahkan saat ditanya kenapa dirinya masih dalam dunia politik, dirinya menjelaskan. Bahwa ketika kondisi bangsa ini keadilan sesuatu yang mahal, masyarakatnya masih miskin, yang menikmati kekayaan negara hanya segelintir orang, yang mencuri kekayaan rakyat semakin banyak. Itu salah satu alasan dirinya masih tetap bertahan di Politik. Berdasarkan data yang diketahuinya, bahwa sebetulnya orang yang menikmati kekayaan Indonesia cuma 0,1 persen saja. Akibatnya sumber pendapatan kita terbatas.
“Saya tidak rela ketidakadilan berjalan terus, saya tidak rela masyarakat hidup masih miskin, dan saya tidak rela ada segelintir orang yang ada di Jakarta mencuri uang rakyat, “tegasnya sambil diiringi dengan suara tepukan dari warga yang hadir.
Banyak memang, lanjut Prabowo mengatakan bahwa setiap bicara dan pidato kehadapan masyarakat yang terlalu keras begini, dirinya selalu diberikan saran dari orang tersekat bahwa kalau berpidato yang keras-keras.
“Tadi malam saya didatangi sahabat dirumah, katanya kalau pidato jangan keras-keras. Harus lembut, dan berbicara sejuk, tenang. Tapi, kan kalau saya sudah bertemu dengan masyarakat saya tidak bisa begitu, “tegasnya. (die)
