160 Hektare Pesawahan di Gegerbitung Sukabumi Terancam Gagal Panen

Irigasi Leuwi Bunder Gegerbitung
GOTONG ROYONG: Puluhan warga Desa Cijurey, Kecamatan Gegerbitung bersama pemerintah desa setempat saat memperbaiki saluran irigasi Leuwi Bunder.

SUKABUMI – Ratusan hektare lahan pertanian padi di wilayah Desa Cijure dan Desa Karangjaya, Kecamatan Gegerbitung, terancam gagal panen. Pasalnya, ratusan hekatere lahan pesawahan warga tidak terlailiri air secara maksimal.

Penyebabnya adalah saluran irigasi Leuwi Bunder rusak setelah diterjang longsor sepanjang 15 meter dengan ketinggian 20 meter beberapa waktu lalu.

Bacaan Lainnya

Petugas Penanggulangan Bencana Kecamatan (P2BK) Kecamatan Gegerbitung, Ofieq kepada Radar Sukabumi mengatakan, hujan deras
yang terjadi pada Senin, 7 Februari 2022 lalu, mengakibatkan saluran irigasi yang mengairi areal pesawahan terputus.
Disebutkan wilayah tersebut antara lain Kampung Manonjaya, Kampung Datardangdeur, Kampung Babakan, Kampung Cipariuk, Kampung Rancabungur Desa Cijurey dan Desa Karang Jaya.

“Akibatnya, lahan pertanian warga di dua desa tersebut, khususnya di Desa Cijurey tidak bisa teraliri air secara maksimal,” jelas Ofieq kepada Radar Sukabumi, Selasa (15/02).

Ofieq menegaskan bahwa perbaikan irigasi sangat mendesak. Sebab jika tidak, sekira 160 hektare lahan pesawahan warga terancam gagal panen.

Puluhan warga bersama aparatur setempat bersama- sama gotong royong memperbaiki saluran irigasi tersebut dengan peralatan seadanya. “Sekarang puluhan para petani berserta Ketua RT, RW dan Kadus langsung turun kelapangan untuk gotong royong dan menggali atau membuang tumpukan tanah yang menghambat saluran irigasi Leuwi Bunder,” beber Ofieq.

“Saluran air dari irigasi Leuwi Bunder ini, merupakan akses vital warga untuk memenuhi kebutuhan air di lahan pesawahannya. Selain itu, air dari irigasi Leuwi Bunder tersebut juga kerap digunakan warga untuk kepentingan mencuci dan lainnya.

Iya, dampaknya sangat luar biasa. Bahkan, jika tidak segera diperbaiki dikhawatirkan dapat berdampak buruh terhadap lahan pesawahan warga, hingga gagal panen,” pungkasnya. (Den/d)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *