11 Hari, 72 Gempa

Sementara itu, Koordinator Pusadalops Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi, Daeng Sutisna mengatakan, memang diduga aktivitas sesar Citarik menjadi pemicu gempa-gempa kecil yang terjadi di sebagian wilayah Kabuapaten Sukabumi. “Gempa ini termasuk kategori swarm, yaitu gempa dengan frekuensi sangat tinggi dalam waktu lama. Kekuatannya relatif kecil, dangkal dan tidak ada mainshock atau gempa utama,” jelasnya.

Sesar Citarik, masih kata Daeng, membentang dari arah utara timur laut sampai selatan barat daya dan memotong Jawa Barat melalui wilayah Pelabuhanratu Kabupaten Sukabumi, Bogor dan wilayah Bekasi. “Aktivitas sesar ini sampai sekarang masih aktif sejak tektonik miosen,” tandasnya.

Bacaan Lainnya

Pasca guncangan gempa bumi, hingga saat ini tidak ada laporan kerusakan apapun. “Sajauh ini kami belum menerima laporan adanya kerusakan akibat gempa,” timpalnya.

Menurutnya, kendati getarannya tidak terlalu besar dan hanya sebagian kecil warga yang merasakan. Namun ia mengaku sudah menginstruksikan kepada relawan dan petugas BPBD yang ada di kecamatan untuk melakukan pendataan antisipasi adanya rumah warga yang rusak.

“Kami sudah menugaskan semua relawan yang ada disetiap kecamatan untuk melakukan pengecekan. Alhamdulillah belum ada laporan,” paparnya.

Ia menghimbau kepada seluruh warga yang tinggal di sekitaran wilayah pusat gempa Sesar Citarik, diharapkan agar tenang dan selalu waspada. Selain itu, warga juga diharapkan agar tidak terpengaruh isu-isu yang belum jelas kebenarannya.

“Bila terjadi gempa, warga jangan panik. Lakukan evakuasi mandiri dengan cara ke luar dari bangunan atau bersembunyi di bawah meja. Tapi alangkah baiknya berlari ke halaman yang lapang dan tidak ada bangunan,” pungkasnya.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *