SUKABUMI— Bencana longsor di Kampung Cigarehong, Dusun Cimapag, Desa Sirnaresmi, Kabupaten Sukabumi menjadi perhatian nasional bahkan dunia. Betapa tidak dengan banyaknya korban yang meninggal akibat tertimbun longsor membuat duka yang dalam. Berdasarkan kajian yang dilakukan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi untuk wilayah yang rawan longsor mencapai 200.364 Hektar.
Luas tersebut tersebar di 47 Kecamatan yang ada di Kabupaten Sukabumi, dengan itu tentunya bukan hal yang rahasia lagi ketika Kabupaten Sukabumi terus dirundung bencana longsor. Faktor kerusakan alam yang disebabkan oleh tangan manusia yang serakah menjadi salah satu sebabnya, selain itu mental masyarakat yang abai terhadap potensi bencana membuat korban berjatuhan.
Berdasarkan Undang-undang 24 Tahun 2007 Bahwa bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam atau non-alam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis.
“Pontensi Bencana di Wilayah Kabupaten Sukabumi, baik Longsor, gempa, tsunami dan bencana lainnya cukup tinggi, ” Kepala Bidang (Kabid) Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Kabupaten Sukabumi, Dudung Abdullah kepada Radar Sukabumi.
Berdasarkan hasil analisa tahun 2018, disebutkan bahwa bencana banjir di Kabupaten Sukabumi masih cukup tinggi dengan luas ancaman 92.211 hektar, sementara untuk bencana banjir bandang luasan ancaman yang tersebar di beberapa kecamatan mencapai 12.139 hektar, untuk cuaca ektreme (angin puting beliung) ancamannya luasannya berada di angka 195.604 Hektar.
“Khusus untuk gempa bumi luasan yang bisa terdampak bisa mencapai 394.311 hektar. Kalau luasan tanah longsor berada di angka 200.364 hektar dan itu cukup tinggi. Namun, untuk bencana tsunami bila itu terjadi dampak luasnya bisa mencapai 4.651 hektar. Total luas bencana di Kabupaten Sukabumi mencapai 1.406.049 Hektar, “jelasnya
