Jokowi dan Nyi Roro Kidul

Dudung Nurullah Koswara
Dudung Nurullah Koswara

Oleh Dudung Nurullah Koswara
(Ketua PB PGRI)

Setelah, hoaxs, hujat, caci maki, politik identitas dan ancaman pembunuhan pada Jokowi reda. Kini sejumlah orang menyebarkan teror video Ki Sabdo yang mendiskreditkan Jokowi. Lebih pilu lagi diduga ada sejumlah pendidik ikut menyebarkannya.

Bacaan Lainnya

Tidak hanya agama yang diseret pada dunia politik. Kini Jin, Syeitan dan Nyi Roro Kidul pun ikut diseret-seret. Tinggal Tuyul yang belum. Kasihan Nyi Roro Kidul padahal Ia mungkin lagi sibuk belanja di dasar lautan. Hidup di zaman edan memang serba salah.

Salah menjadi benar, benar menjadi salah. Bahkan di zaman edan bicara jujur itu menyeramkan, risiko dikucilkan. Bicara bohong dan ikut bohong menjadi lebih aman. Dunia terbalik, terbalik dunia. Dunia terbalik dan tumpah moral.

Masih ingat anak SD Gadel yang jujur saat UN dan Ibunya dibuli habis-habisan bahkan diusir dari kampung halamannya? Itulah drama zaman edan. Bisa jadi kepala daerah yang jujur dimusuhi sahabatnya. Namun kepala daerah yang korup dianggap gaul dan wajar.

Jokowi nampaknya bagaikan anak SD dan Ibu Siami dari SD Gadel yang dibuli, dicaci bahkan diusir dari kampung halamannya karena “membongkar” dan menolak curang saat UN. Bila Jokowi menolak curang dan mempersulit segala bentuk ketidakjujuran, pasti akan dihabisi.

Dalam harian Kompas saat ini tertulis tentang “Kuasa Medsos.” Bagaimana peran medsos telah menjadi Tiran. Penguasa sosial yang efektif. Sebaran dan guyuran video Ki Sabdo yang membodohi seolah menjadi seperti benar.

Seolah Ki Sabdo diperintah Jokowi. Orang ngelantur, ngawur, ajur dan kufur di zaman ini bisa dianggap benar. Segalanya dipolitisir, sampai Nyi Roro Kidul ikut diundang. Kalau Nyi Roro kidul ke Jakarta naik apa? Gojek? Gocar? Atau kereta kencana? Bingung kan?

Kalau benar Nyi Roro kidul mau ke Jakarta, biarlah naik mobil Saya. Ah Saya pun jadi kebawa ngelantur. Sudah lah, sudahi saja segala bentuk upaya pembodohan dan kebodohan. Jokowi mengatakan tinggalkan pola-pola lama. Apalagi pola-pola hujat dan pembodohan.

Bersyukur gegara menjadi guru Saya dapat sepeda dari seorang Presiden RI. Pelantikan di periode kedua semoga Saya dapat kendaraan. Eh ngelantur lagi! Ah tapi gak apa-apa. Apa pun yang diberikan Sang Presiden _hadiah_ Saya siap terima.

Jokowi sejak di alam ruh Engkau sudah ditakdirkan menjadi Presiden dua periode. Sejumlah orang nyinyir anyir nyengir menyebutnya istidraj. Duh Gusti Nu Maha Agung, Tuhan yang maha agung. Maafkan hamba-hamba Mu.

Selamat dan sukses untuk Bapak Joko Widodo Presiden Republik Indonesia, sungguh wow! Sebagai manusia biasa Saya sangat kagum pada nasibmu Bapak Jokowi.

Ternyata Tuhan begitu mudah merestui seorang pengusaha biasa jadi seorang Presiden. Padahal ribuan tokoh nasional sudah lama merekayasa dan bermimpi ingin jadi Presiden. Mereka gagal.

Unik seorang manusa yang awalnya tak berniat malah menjadi pemimpin. Ribuan orang berniat jadi pemimpin malah gagal di tengah jalan bahkan di awal jalan. Niat Tuhan menentukan sebuah kejadian. Bukan niat manusia. Itulah kehidupan.

Tuhan punya kuasa. Sekali pun Nyi Roro Kidul, Kelong Wewe Gombal, Jin Kolor Ijo, Jin Kolor Orange, Nyi Blorong, Tuyul Bak Yul bersatu mengganjal dan menghalangi Jokowi menjadi Presiden. Tetap akan gagal. Gagal maning, gagal maning. Kuasa tuhan absolut dan wow!

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *