Interaksi Berkualitas Dalam Kelas

Guru Sosiologi SMA Negeri 3 Kota Sukabumi, Solihudin, SS.

Olih Solihudin, SS.
Guru Sosiologi SMA Negeri 3 Kota Sukabumi

“Siswa melirik jam tangannya dan terkejut – jam pelajaran hampir berakhir! Rasanya pelajaran baru dimulai beberapa menit yang lalu! Setiap hari dia selalu merasa heran, pelajaran ini senantiasa berlalu dengan cepat, sementara pelajaran yang diajarkan guru lain terasa lambat. Siswa belajar lebih banyak dalam pelajaran ini daripada pelajaran lain, sekalipun situasinya tampak sama” (Bobie de Porter, 2000: 142).

Bacaan Lainnya

Situasi seperti di atas mungkin susah dan jarang terjadi, tetapi bukan suatu yang mustahil bisa dilakukan jika guru sebagai manager kelas bisa melakukan berbagai pendekatan dan metode ajar yang kooperatif dengan keinginan siswa. Melalui metode pembelajaran yang tepat siswa di dalam kelas akan merasakan kebermaknaan proses belajar yang sedang dilakukan, sehingga siswa tidak bosan mengikutinya.

Kebermaknaan proses pembelajaran dalam kelas sangatlah penting artinya bagi suksesnya penguasaan materi ajar siswa. Keberhasilan siswa mengikuti pembelajaran di dalam kelas sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain penguasaan guru terhadap materi ajar, media pembelajaran yang memadai, serta ruangan kelas yang kondusif. Satu hal yang tidak kalah penting dalam proses belajar mengajar adalah penciptaan ”interaksi” yang dapat melibatkan seluruh siswa dalam kelas tersebut.

Dalam terminologi sosiologi interaksi adalah hubungan timbal balik yang dinamis antara individu dengan individu, kelompok dengan kelompok, atau antara individu dengan kelompok. Interaksi dalam kelas sudah seharusnya melakukan pendekatan assositaif kooperatif, sehingga tidak terjadi komunikasi satu arah dimana guru hanya berfungsi sebagai sumber belajar satu-satunya. Dalam proses pembelajaran bagaimana siswa secara aktif melakukan eksplorasi terhadap materi ajar yang sedang dibahas, melakukan elaborasi sehingga seluruh siswa terlibat, dan melakukan konfirmasi secara mandiri.

Interaksi akan sangat penting artinya untuk menghasilkan komunikasi dua arah yang berimbang sehingga menghasilkan hubungan social yang harmonis. Secara lebih sempit interaksi yang berkualitas dalam kelas akan memiliki kecenderungan terselenggaranya pelaksanaan pembelajaran secara efektif.

Seorang guru menurut Bobie de Porter, dalam bukunya Quantum Teacher (2000) bagaikan seorang konduktor yang sedang memimpin orkestra. Hasil nada dan irama yang dimainkan oleh sebuah orkestra akan semakin terdengar indah dan bermakna jika sang konduktor berperan sebagi penyeimbang keselarasan antar pemain orkestra.

Demikian halnya guru yang sedang mengajar di dalam kelas, akan menghasilkan proses pembelajaran yang berkualitas jika mampu berinteraksi layaknya seorang konduktor. Guru harus tampil sebagai penyeimbang dalam proses belajar mengajar dalam kelas, tidak mendominasi, juga tidak diam membiarkan siswa yang berdiskusi memasuki arena debat kusir yang tanpa arah dan tujuan.

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh guru ketika berinteraksi dalam kelas agar proses pembelajaran berlangsung menarik dan menyenangkan:

Pertama, penataan tempat duduk siswa.

Penetapan tempat duduk siswa seharusnya ditata sesuai kebutuhan agar memudahkan siswa dalam berinteraksi dengan seluruh siswa termasuk gurunya. Kondisi ini dipengaruhi jumlah siswa dalam satu kelas. Jumlah siswa yang tidak terlalu banyak akan memudahkan siswa untuk menata meja dan kursi, agar di mana pun siswa duduk, mereka tetap bisa fokus dalam proses pembelajaran. Formasi tempat duduk siswa sewaktu-waktu perlu diubah dalam jangka waktu tertentu. Perubahan formasi tempat duduk perlu dilakukan agar siswa tidak bosan di kelas. Selain itu siswa perlu mengenal lebih dekat teman-teman mereka dalam satu kelas, sehingga mereka tidak jenuh belajar.

Kedua, menyepakati aturan dengan tegas namun fleksibel

Saat ada siswa melakukan pelanggaran, kita harus tegas dalam memberikan konsekuensi, sesuai dengan aturan yang telah disepakati. Alangkah lebih baik bila aturan dibuat bersama siswa sejak awal awal semester. Saat membuat suatu aturan dan metode pemberian konsekuensi, guru perlu mengajak siswa untuk bekerja sama, sehingga pada saat siswa melakukan pelanggaran dan menerima konsekuensi, bisa menerimanya dengan baik.

Ketiga, Jangan ada waktu yang kosong, guru tetap fokus

Guru harus tetap fokus dalam memberikan perhatian kepada seluruh siswa tanpa kecuali. Perhatian guru terhadap seluruh siswa secara adil akan memberikan dampak positif dalam interaksi di dalam kelas. Jangan sesekali perhatian guru beralih ke gadget yang tidak ada hubungannya dengan proses pembelajaran, karena sekali guru terganggu dengan gadgetnya maka akan membuyarkan siswa yang sedang semangat berdiskusi atau bekerja bersama. Jika guru tidak konsentrasi terhadap proses pembelajaran maka akan menimbulkan ritme pembelajaran yang kurang bagus, bahkan memungkinkan terjadinya siswa malah tidak fokus. Kalau ini sudah terjadi akan susah mengembalikan situasi yang kondusif. Disinilah pentingnya peranan guru sebagai seorang manager kelas yang mengatur dinamisasi orkestra pembelajaran dalam kelas.

Keempat, Bersemangat sepanjang pembelajaran

Ketika berada dalam kelas, seorang guru harus menampilkan performa yang prima, tidak membawa masalah rumah atau pribadi ke dalam kelas. Sejak awal pembelajaran guru dituntut menunjukkan semangat yang baik. Tidak boleh terlihat lelah, mengantuk, sedih, dan keadaan hati yang tidak baik lainnya. Apalagi curhat berbagi kesedihan pribadi kepada siswa. Stimulus negatif ini bisa membuat siswa kehilangan semangat. Sebagai pendidik, guru harus mampu melola emosinya sehingga memunculkan energi positif kepada seluruh siswa. Kepandaian guru dalam mengelola emosi bisa membuat siswa merasa nyaman dan lebih bersemangat dalam belajar.  Jika ada siswa yang kurang semangat dalam proses pembelajaran, segera dekati berikan perhatian khusus dan berikan motivasi agar kembali bersemangat.

Demikianlah interaksi berkualitas harus terus dilakukan oleh guru di dalam kelas agar proses pembelajaran dapat berlangsung dengan baik dan tercapainya tujuan pembelajaran yang diharapkan.

Pos terkait