Simulasi Radar Bogor Grup, Di Sukabumi Sebar 18.240 Kertas Suara

ANTRI : Sejumlah nelayan saat antri mengikuti simulasi dan sosialisasi Pemilu 2024 yang dilaksanakan Radar Sukabumi di Pantai Ujunggenteng, Desa Ujunggenteng, Kecamatan Ciracap, Kabupaten Sukabumi.(FOTO : DENDI RADAR SUKABUMI)
ANTRI : Sejumlah nelayan saat antri mengikuti simulasi dan sosialisasi Pemilu 2024 yang dilaksanakan Radar Sukabumi di Pantai Ujunggenteng, Desa Ujunggenteng, Kecamatan Ciracap, Kabupaten Sukabumi.(FOTO : DENDI RADAR SUKABUMI)

SUKABUMIRadar Sukabumi bersama Radar Bogor Grup mengadakan simulasi Pemilu 2024 baik itu Presiden, DPR RI, DPD RI, DPRD Provinsi maupun DPRD Kota dan Kabupaten secara serentak pada Selasa (12/12) lalu. Simulasi ini menggunakan 18.240 kertas surat suara.

Untuk di Kabupaten Sukabumi, ada 15.000 kertas surat suara dan di Kota Sukabummi 3.240 kertas suara. Total tersebut dibagi menjadi lima kertas surat suara yakni untuk Presiden, DPR RI, DPD RI, DPRD Provinsi Barat maupun DPRD Kota dan Kabupaten Sukabumi dan disebar ke setiap Daerah Pemilihan (Dapil) masing-masing.

Bacaan Lainnya

“Jadi, untuk di Kabupaten Sukabumi, satu dapil kami menyebar total 3.000 kertas surat suara dan di Kota Sukabumi 648 kertas surat suara untuk lima kertas surat suara,” ungkap Penanggungjawab Simulasi Pemilu 2024 Radar Sukabumi, Rahmad Yanadi.

Dalam pelaksanaannya, Radar Sukabumi menggandeng unsur mahasiswa dari Universitas Muhammadiyah (UMMI) Sukabumi dan Sekolah Tinggi Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (STISIP) Widyapuri Mandiri Sukabumi. Mereka dilibatkan untuk menjaga independensi hasil simulasi.

“Setiap tim kami sebar, menyisir ke semua dapil di Sukabumi. Yakni, 6 dapil di Kabupaten Sukabumi dan 3 dapil di Kota Sukabumi,” lanjutnya.

Selain melakukan pencoblosan, tim simulasi Radar Sukabumi juga memberikan edukasi kepada masyarakat. Baik itu tata cara pencoblosan, jumlah kertas serta warna surat suara yang akan dibagikan di Tempat Pemungutan Suara (TPS) nanti. Selain itu, juga memberikan informasi tanggal pencoblosan, serta memberikan edukasi suara sah dan tidak sah.

“Saat melakukan simulasi dan sosialisasi ini, tidak jarang tim kami juga mendapatkan penolakan dari masyarakat dengan berbagai ragam alasan. Terlebih, surat suara untuk Pemilu 2024 itu dinilai banyak hingga membuat masyarakat pusing,” tandas Rahmad.

Sementara itu, Pengamat Politik, Adrian Sopa mengapresiasi Simulasi dan Sosialisasi Pemilu 2024 yang diselenggarakan Radar Bogor Group di 14 Kota dan Kabupaten se-Jawa Barat. Ia berpendapat, data yang dihasilkan dari simulasi tersebut menarik. Karena melibatkan begitu banyak responden. Hal itu menurutnya bisa dijadikan acuan minimal untuk membaca opini publik yang berkembang.

“Terutama karena menggunakan simulasi kertas suara. Sejauh yang saya amati dari berbagai lembaga survei, belum semua menggunakan surat suara. Jadi ini bisa menjadi nilai tambah,” ujar pria yang juga Direktur Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA pada Rabu (20/12).

Menurut pengamatannya, simulasi yang digunakan Radar Bogor Group berbeda dengan metodologi yang biasa digunakan LSI Denny JA dalam 20 tahun terakhir, yakni multistage random sampling. Metodologi yang diterapkan Radar Bogor Group tergolong simple random sampling.

Ia berpandangan, data atau hasil simulasi yang dikeluarkan tidak bisa seluruhnya diklaim mewakili populasi di Jawa Barat karena digelar di 14 Kabupaten Kota. Namun hasil itu bisa menjadi peta suara di Kabupaten Kota.

“Ketika metodologinya baru, tidak bisa mengklaim menjadi yang paling unggul. Namun ini patut dicoba karena bisa jadi hasilnya mendekati yang ada. Diserahkan kembali ke masyarakat apakah berkesuaian atau tidak, dan biarlah mahkamah waktu dan mahkamah sejarah yang membuktikan ini,” ucap Adrian.

Jika dibandingkan dengan survei yang diselenggarakan LSI Denny JA di waktu yang berdekatan, hasil simulasi yang digelar Radar Bogor Group menunjukkan beberapa kesamaan. Terutama pada urutan pasangan Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden. Hasil dari survei LSI Denny JA dan Radar Bogor Group sama-sama menempatkan Pasangan Calon (Paslon) nomor urut 2 di posisi pertama, nomor urut 1 ditempat kedua, dan nomor urut tiga jadi yang paling bontot.

Adrian memuji usaha Radar Bogor Group dalam mensosialisasikan Pemilu 2024. Sebab menurut data LSI Denny JA baru 85 persen saja masyarakat yang mengetahui tanggal pelaksanaan Pemilu nanti.

“Kalau tidak sampai 90 persen ke atas, potensinya berpengaruh terhadap voter ternout (VTO) (tingkat partisipasi pemilih). Semakin orang tahu, maka akan semakin tinggi potensi VTO-nya tinggi yang pada akhirnya bersinggungan terhadap legitimasi pemerintah yang nanti terpilih,” jelasnya.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *