Medsos Harus Jadi Perang Gagasan Bukan Kebencian

SUKABUMI – Saat ini, media sosial (medsos) menjadi salah satu ruang baik dalam mempromosikan sesuatu atau sebaliknya.

Bahkan tak jarang, medsos menjadi media untuk menyebar kebencian atau berita hoax. Termasuk dalam perhelatan Pilkada 2018 mendatang.

Bacaan Lainnya

Medsos dijadikan salah satu ruang untuk mempromosikan atau menghujat seseorang.

Pemerhati Politik, Hendrik Koesnady mengatakan, dalam upaya mencari pemimpin Walikota atau Wakil Walikota Sukabumi yang terbaik, harusnya menghindari perang kebencian oleh tim atau relawan dari salah satu kandidat calon.

Akan tetapi, lebih baik tim ataupun relawan kandidat melakukan perang gagasan dan program yang akan dilakukan dalam upaya membangun Kota Sukabumi lebih maju.

“Saat ini di medsos itu sudah perang kebencian, saling menjelekan dan mencari kelemahan pasangan lain. Hal itu sangat ironis, semestinya mereka (timses/relawan) itu perang gagasan dan program agar salah satu pasangan bisa menang tanpa menjatuhkan orang lain,” ujar Hendrik Koesnady.

Dengan adanya perang gagasan, tentunya akan memberikan pembelajaran pengetahuan kepada masyarakat.

Masyarakat akan lebih pintar dan cerdas dalam memilih pemimpin kedepan yang mempunyai kapasitas mumpuni dalam bekerja dan berbuat untuk Kota Sukabumi kedepannya.

“Iya dong, harusnya tunjukan gagasan program setiap calon apa yang akan dibuat mereka ketika akan memimpin. Setidaknya, meskipun belum berpasangan tapi kerangka visi dan misi calon tersebut harusnya sudah diketahui oleh masyarakat,” ucapnya.

Pengamatannya, saat ini visi dan misi yang akan dilakukan oleh kandidat calon ketika nanti memimpin Kota Sukabumi belum terlihat.

Calon masih berkutat kepada bagaimana cara menarik simpatik masyarakat dengan pola-pola konvensional. “Padahal apa yang dia lakukan nantinya, masyarakat yakin belum mengetahui itu.

Berikan pendidikan politik kepada masyarakat, apa yang akan dikerjakan, apa yang akan diperbuat, mau dibawa kemana Kota Sukabumi.

Nah harusnya itu bisa dijelaskan kepada masyarakat agar mereka tahu pemimpin yang berkualitas,” lanjut Hendrik.

Mantan Sekretaris DPD Golkar Kota Sukabumi yang kini sudah pensiun menjadi pelaku politik mengaku, sangat menyayangkan kandidat-kandidat yang belum memiliki rancangan untuk membangun Kota Sukabumi kedapan.

Memang diakuinya idelanya visi dan misi itu dibuat ketika sudah berpasangan.

Akan tetapi, saat ini seharusnya sudah mempunyai rancangan visi-misi itu dan disampaikan kepada masyarakat.

“Jika diperhatikan di medsos, yang ada hanya saling mencari kesalahan orang lain tapi tanpa memberikan solusi dengan bentuk gagasan dan program salah satu kandidat untuk Kota Sukabumi,” ungkapnya.

Memang diaukuinya, sosialisasi lewat medsos ini cukup efektif untuk menarik simpati generasi muda.

Lantaran, hampai 25 persen generasi muda sudah menggunakan medsos dan menjadi permainan sehari-hari.

“Tapi sekali lagi, harusnya dimanfaatkan untuk hal yang positif memberikan informasi gagasan program kandidat calon bukan untuk mencari kesalahan orang lain,” tandasnya. (bal)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *