Ketum Golkar Airlangga Hartarto Disebut Capres Rasional di Pilpres 2024

Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto menemui Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto. (Miftahulhayat/Jawa Pos)

RADARSUKABUMI.com – Ketua Umum Partai Golkar, Airlangga Hartarto, kian rajin melakukan safari politik ke sejumlah ketua umum partai. Langkah Airlangga dinilai sebagai ancang-ancang membangun koalisi menuju Pemilu 2024.

Setelah Ketua Umum Nasdem Surya Paloh, Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto, Airlangga menggelar pertemuan dengan Ketum PPP Suharso Monoarfa. Safari politik Airlangga dengan ketiga parpol tersebut dinilai langkah yang tepat.

Bacaan Lainnya

Direktur Eksekutif Parameter Politik, Adi Prayitno menilai, peluang koalisi Golkar, Gerindra, NasDem, dan PPP sangat terbuka. PPP melengkapi koalisi tersebut dengan representasi pemilih Islam.

“Nasdem dan Gerindra kan punya tarikan napas sejarah politik yang beririsan. Nasdem itu Surya Paloh pernah jadi orang penting di Golkar. Gerindra, Prabowo adalah juga pernah jadi orang penting di Golkar. keduanya punya tarikan napas sejarah jadi kalau dilihat dari ideologi, mereka punya napas perjuangan yang sama,” kata Adi dalam keterangannya, Kamis (1/4/2021).

“Nah, kenapa PPP? Tentu Golkar-Nasdem dan Gerindra ini dianggap partai nasionalis. Untuk menggenapi koalisi, biasanya selalu ada variabel representasi pemilih partai Islam,” tambahnya.

Dia juga melihat PPP memiliki chemistry yang pas dengan Golkar dan Gerindra. Sehingga dia meyakini, safari politik Airlangga bukan sekadar bicara politik kebangsaan semata.

“Karena bicara kebangsaan kan bisa diomongkan dalam rapat kabinet. Karena empat partai ini kan satu kolam kaolisi di pemerintah,” ungkapnya.

Adi kemudian bicara siapa calon presiden dan wakil presiden yang bakal diusung dalam koalisi nasionalis-religius tersebut. Menurut dia, peluang Prabowo dan Airlangga sangat besar dalam koalisi ini untuk diusung sebagai calon.

“Setidaknya, untuk 2024, Golkar itu punya jagoan sendiri. Entah nantinya RI1 atau RI2. Kalau dihitung rata-rata, Airlangga ketum parpol besar paling rasional maju di pilpres. Prabowo juga layak diperhitungkan, karena capres dua kali, pimpinan parpol besar,” katanya.

Untuk elektabilitas, Adi Prayitno memiliki argumentasi sendiri. Menurut dia, hal tersebut bukan menjadi kendala besar. Terlebih, bendera parpol di belakang Airlangga adalah partai besar.

“Sekalipun elektabilitas tidak menjulang, Airlangga ketum parpol Golkar yang cuma butuh partner koalisi partai menengah untuk menggenapi 20 persen (presidential threshold). Golkar 12 persen, tinggal cari partai yang elektabilitas 8 persen, ada Nasdem ada PKB, kalau bicara tentang kans politik, selain Prabowo, Airlangga capres paling rasional secara kalkulasi politik,” tuturnya.

Sementara untuk calon presiden yang digadang di dalam survei, Adi mengibaratkan nama-nama yang moncer dalam survei sebagai capres angin surga. Sebab, nasibnya belum jelas ketimbang capres yang punya kekuatan di partai.

“Kalau Ganjar Pranowo, Anies Baswedan, Ridwan Kamil, menurut saya capres angin surga. Mereka tidak punya keistimewaan. Ganjar boleh elektabilitasnya oke, tapi penentunya ada di Megawati Soekarnoputri,” tutur dia.

Belum lagi bicara tentang persaingan internal parpol. Di dalam PDIP ada nama Puan Maharani dan Tri Rismaharini. Sehingga, menurut dia, Ganjar masuk dalam kategori capres angin surga.

“Keputusan parpol belum tentu ke Ganjar, makanya saya bilang capres angin surga. Elektablitas boleh tinggi, tapi sekali lagi, masih ada nama Puan dan Risma bisa jadi saingan,” tuturnya.

Sementara, Anies Baswedan dan Ridwan Kamil disebut Adi juga belum terbaca sampai sekarang, parpol mana yang mau mengusung. Sehingga jika dianalisis, maka capres elektabilitas vs capres ketum parpol, yang paling berpeluang adalah capres ketua umum parpol. (int/izo/rs)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *