Wali Kota Sukabumi Ajak Berbahasa Sunda

SEMINAR SUNDA
KEGIATAN:: Wali Kota Sukabumi Achmad Fahmi dan Kadisdikbud Kota Sukabumi, Mohammad Hasan Asari saat menghadiri pembukaan Seminar Basa jeung Budaya Sunda Pikeun Guru SD, SMP dan SMA/SMK Kota Sukabumi di Gedung Seni Aher, Kamis (2/3/2023).

SUKABUMI – Untuk memperingati Hari Bahasa Ibu Internasional setiap 21 Februari setiap tahunnya, Panglawungan Budaya Sunda, Forum Komunikasi Kelompok Kerja Guru (FKKG) dan Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Basa Sunda, dan MGMP Seni Budaya Kota Sukabumi mengelar Seminar Basa jeung Budaya Sunda Pikeun Guru SD, SMP, SMA/SMK di Gedung Seni Aher, Kamis (2/3/2023).

Wali Kota Sukabumi, Achmad Fahmi pun hadir dalam rangka membangun komitmen kebersamaan, dalam menjaga bahasa Sunda agar terus ada dan digunakan.

Bacaan Lainnya

Dalam sambutannya, Fahmi mengatakan, Pemerintah Kota (Pemkot) Sukabumi mendorong komitmen penggunaan bahasa Sunda dalam kehidupan sehari-hari. Targetnya, bahasa Sunda jangan sampai hilang tergerus perkembangan zaman.

“Seminar ini dapat menjadikan sebuah motivasi percepatan bahasa ibu senantiasa hadir,’‘ ujarnya.

Fahmi mengatakan, lahirnya Hari Bahasa Ibu Internasional sebagai bentuk penegakan hak asasi manusia untuk melestarikan bahasa.

Indonesia terang Fahmi, sudah jauh lebih awal tepat sejak 1928 berkomitmen dalam Sumpah Pemuda dalam berbangsa dan berbahasa. Menunjukkan keberagaman yang ada bukan hambatan.

Semangat Sumpah Pemuda lanjut Fahmi, bagaimana seni budaya dan bahasa setempat jadi keragaman di tengah bahasa Indonesia. Bahasa Sunda jadi bahasa ibu dan kegiatan ini menyertakan guru bahasa membangun komitmen kebersamaan jangan sampai bahasa Sunda hilang dan sulit digunakan dalam keseharian.

“Sudah jauh lebih awal tepat sejak 1928 berkomitmen dalam Sumpah Pemuda dalam berbangsa dan berbahasa. Menunjukkan keberagaman yang ada bukan hambatan.

Semangat Sumpah Pemuda, bagaimana seni budaya dan bahasa setempat jadi keragaman di tengah bahasa Indonesia. Bahasa Sunda jadi bahasa ibu dan kegiatan ini menyertakan guru bahasa membangun komitmen kebersamaan jangan sampai bahasa Sunda hilang dan sulit digunakan dalam keseharian,” imbuhnya.

Fahmi menambahkan, ada langkah strategis dalam menjaga bahasa ibu dikenal warga. Pertama bagaimana lebih mengenalkan secara awal dan menarik kepada anak-anak.

“Jangan sampai hanya mengenal bahasa Sunda kasar dan tidak mengenal bahasa sunda halus. Mari sama-sama bersemangat menguatkan bahasa ibu,” ucapnya.

Kedua bagaimana membiasakan bahasa Sunda menjadi kebiasaan rutin sehari-hari. Seperti adanya surat edaran setiap hari Kamis menggunakan pakaian Sunda dan bahasa Sunda dalam menampilkan ciri khas Sunda. Ketiga menyediakan ruang publik untuk acara seni dan budaya. Hal ini karena budaya dan seni sifatnya dinamis dan harus adaptif.

“Intinya perlu membangun kebersamaan dalam menjaga seni budaya dan basa Sunda dalam estafeta generasi bangsa, seminar jadi bagian senantiasa berkolaborasi dalam percepatan khususnya bidang pendidikan dan budaya Sunda,”katanya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Kadisdikbud) Kota Sukabumi M Hasan Asari menambahkan, seminar ini dalam rangka memperkuat penggunaan bahasa Sunda di kalangan pelajar. ”Termasuk seminar yang digagas guru bahasa Sunda,” cetus dia.

Adapun kegiatan seminar diadakan selama tiga hari yakni 2-4 Maret 2023. Ajang ini merupakan upaya menjaga kelestarian bahasa Sunda, serta nilai yang terkandung di dalamnya, terutama pada para pelajar atau anak muda.

“Di Indonesia ada sekitar 718 bahasa daerah yang tentu setiap daerah punya kewajiban untuk melestarikan. Mudah-mudahan festival budaya ini menjadi salah satu dorongan dan motivasi pada para peserta didik dan guru, untuk tetap konsisten membudayakan pemanfaatan bahasa ibu dalam kegiatan komunikasi sehari-hari,” kata Hasan.

“Semoga seminar bahasa ibu ini, menjadikan salah satu dorongan dan motivasi kepada para peserta didik juga para bapak dan ibu gurunya, untuk tetap konsisten membudayakan bahasa ibu dalam kegiatan komunikasi sehari-hari,” beber Hasan Asari.

Semua sekolah memiliki kurikulum bahasa Sunda. “Jadi ini adalah salah satu kurikulum mulok Jawa Barat, sehingga semua sekolah berkewajiban untuk menerapkannya dalam kurikulum yang ada pada saat ini,” pungkasnya.(wdy)

Pos terkait