UNJ Mengabdi Guru SLBN di Palabuhanratu Sukabumi

Suasana saat puluhan guru mendengarkan
Suasana saat puluhan guru mendengarkan pemaparan dari dosen program studi pendidikan khusus Universitas Negeri Jakarata (UNJ)

SUKABUMI — Puluhan guru, mahasiswa dan sejumlah elemen antusias ikuti kegiatan pengabdian kepada masyarakat Program Studi Pendidikan Khusus (Prodi PKh) yang dilaksanakan fakultas ilmu pendidikan Universitas Negeri Jakarta (UNJ) di Sekolah Luar Biasa Negeri (SLBN) Mutiara Bahari Mandiri jalan Pelita Cipatuguran, Desa Jayanti, Kecamatan Palabuhanratu Kabupaten Sukabumi. Selasa, (12/7).

Marja, kordinator program studi pendidikan khusus Universitas Negeri Jakarata (UNJ) mengungkapkan kegiatan di SLBN Mutiara Bahari Mandiri Palabuhan ratu merupakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat dari tim dosen program studi pendidikan khusus (Prodi PKh) fakultas ilmu pendidikan UNJ Jakarta, dalam rangka mengabdikan kepada guru guru SLB di Sukabumi baik kabupaten maupun kota, juga kepada guru guru sekolah penyelenggara pendidikan inklusif di wilayah Sukabumi.

Bacaan Lainnya

“Tujuan kami mengadakan pengabdian masyarakat kepada guru guru baik disekolah SLB maupun disekolah penyelenggara pendidikan inklusif,agar mereka (guru guru- red) memiliki wawasan tentang pelaksanaan pendidikan inklusif bagi Anak berkebutuhan Khusus (ABK) yang berada di sekolah reguler,” ungkapnya.

“Khususnya dengan strategi yang benar dan juga memperhatikan individu ABK secara benar, dan kami ingin mendengarkan bagaimana mereka selama ini untuk memberikan layanan di SLB dan SPPI masing masing dengan berbagai jenis/kebutuhan dengan benar juga menggunakan kurikulum yang memang sesuai kebutuhan mereka dilapangan,” sambungnya.

Dijelaskan Marja, kegiatan yang dilakukan di SLBN Mutiara Bahari Mandiri merupakan yang kedua kali dari lanjutan tahun 2021 lalu yang dilakukan secara online ataupun zoom meeting karena terkendala wabah Covid 19 yang mewabah di Indonesia.

“Alhamdulilah dalam kegiatan yang dimulai bulan Juni 21- 23 melalui seminar atau webinar banyak yang ikut, nah kali ini kami langsung kelapangan dan memantau dan melihat, mereka antusias bahkan dari guru guru SMP di kabupaten Sukabumi banyak yang hadir, juga dari guru guru sekolah penyelenggara pendidikan inklusif, bahkan dari mahasiswa Sukabumi juga bisa hadir, kami menilai mereka sangat antusias mengikutinya,” jelasnya.

“Harapan kami, ingin memberikan pengetahuan pada sekolah pendidikan inklusif di sekolah reguler atau umum baik SD, SMP, SLTA dan juga pada mahasiswa termasuk guru guru SLB agar mereka memiliki wawasan tentang ABK dengan benar dengan memerhatikan kebutuhannya ataupun kemampuannya tidak melihat jenis jenis disabilitas atau kecacatan, tapi melihat bahwa ABK itu masih bisa berkembang dan dikembangkan sesuai dengan bakat dan potensi yang dimilikinya,” terangnya.

Dilokasi yang sama, Dr. Lalan Erlani penanggung jawab kegiatan pengabdian masyarakat di Kabupaten Sukabumi yang juga merupakan dosen di prodi PKh fakultas Ilmu pendidikan UNJ menambahkan kegiatan yang dilakukan salah satu amanat didalam perguruan tinggi salah satunya pengabdian masyarakat.

“Ini kegiatan lanjutan, sudah diawali tahun lalu, tapi sedang dalam kondisi covid 19, sehingga masih belum optimal makanya kita berusaha melakukan berbagai koreksi dan perbaikan pada tahun ini bisa lebih mengakomodasi kebutuhan guru dilapangan,” timpalnya.

“Anak berkebutuhan khusus (ABK) itu sebetulnya sudah ada dalam UU 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional, salah satunya dikatakan bahwa jenis peserta didik berkebutuhan khusus atau Anak Berkebutuhan Khusus dan itu harus dilayani salah satu bagian anak bangsa kita,” sambungnya.

Lanjut Dr. Lalan saat ini tahun 2022 kurikulum sangat dinamis, ada kurikulum merdeka, mereka belajar dan sebagainya, sehingga guru dituntut untuk lebih profesional dan kompetensinya lebih tinggi, karena khusus untuk guru guru yang menangani anak anak berkebutuhan khusus diperlukan beberapa pra syarat salah satunya bagaimana bisa melakukan kemampuan mengidentifikasi, memberikan pembelajaran yang dibuat dan didesain berdasarkan kebutuhan anak anak tersebut.

“Jadi ini sangat perlu, berbeda dengan guru guru umum yang sifatnya umum seperti klasikal, tetapi kalau disini sifatnya individual, tidak semua guru mendapatkan kesempatan yang sama, nah makanya upaya kecil kami ini bagaimana supaya mereka bisa lebih memahami didalam layanan anak berkebutuhan khusus,” terangnya.

Pos terkait