UNJ Berbagi Ilmu dengan Guru SLB di Sukabumi

Universitas Negeri Jakarta (UNJ)
Kegiatan Focus Group Discussion yang diselenggarakan Universitas Negeri Jakarta (UNJ) bersama dengan para guru Sekolah Luar Biasa (SLB) di Kabupaten Sukabumi.

SUKABUMI – Guna meningkatkan kualitas pembelajaran peserta didik berkebutuhan khusus, Universitas Negeri Jakarta (UNJ) melaksanakan Focus Group Discussion (FGD)  bersama guru Sekolah Luar Biasa (SLB), di SLB Mutiara Bahari Cipatuguran, Kecamatan Palabuhanratu Kabupaten Sukabumi.

Koordinator Program Studi Kebutuhan Khusus UNJ, Dr Irah Kasirah mengatakan kegiatan yang bertema “Pemberdayaan Guru-Guru Dalam Rangka Peningkatan Kualitas Pembelajaran PDBK” ini merupakan lanjutan Pengabdian Kepada Masyarakat (P2M) yang sebelumnya sudah dilakukan secara Daring dari Program Studi Pendidikan Khusus UNJ.

Bacaan Lainnya

“Agenda ini tentu untuk menambah referensi dan wawasan pengetahuan tentang bagaimana memberikan pendidikan yang benar dan sesuai dengan kebutuhan peserta didik  berkebutuhan khusus,” ujar Irah kepada Radar Sukabumi, Senin (04/10).

Ia menjelaskan, keberagaman peserta didik berkebutuhan khusus membutuhkan pelayanan pendidikan yang referal dalam rangka memberikan pengetahuan. Lanjut dia, bagaimana cara seorang guru dalam memberikan pelayanan pendidikan sesuai bagi anak didik berkebutuhan khusus secara ketat.

“Untuk kendalanya sendiri relatif dan variatif, kalau kendala dari segi pengetahuan referensinya bisa diperoleh dari berbagai pelatihan yang diselenggarakan pemerintah daerah, dan dari kegiatan lokakarya seperti seminar ilmiah serta lain sebagainya,” paparnya.

Selain itu, kendala lain yang dihadapi guru untuk mendapatkan pelatihan yaitu, peserta didik berkebutuhan khusus tidak dapat ditinggal atau diberi tugas seperti guru pada umumnya. Termasuk menyerahkan pembelajaran pada guru lain, karena siswa memerlukan adaptasi lagi.

“Termasuk kegiatan belajar secara daring, tetap susah untuk menyesuaikan dengan guru pengganti, jadi anak tetap harus diajar oleh guru kelasnya yang biasa mengajar,” tegasnya.

Ia berharap dengan kegiatan ini bisa mencari momen yang tepat untuk bisa memberikan guru-guru SLB pelatihan bagaimana memahami siswa dulu.

“Jadi kegiatan ini mengenal, kemudian memahami, mengenal ini tentu saja memahami keberagaman siswa yang dididik. Ini sudah dipahami oleh guru-guru, tetapi begitu memberikan pelatihan cara mengajar untuk si a (murid) dengan hambatan penglihatan dan si b dengan hambatan pendengaran yang berbeda, benar-benar harus berkelanjutan tidak bisa sampai di sini saja,” tandasnya.

Sementara itu, Agung Ramdani Mahasiswa UNJ asal Sukabumi berharap dengan adanya kegiatan pemberdayaan guru – guru dapat meningkatkan pembelajaran peserta didik kebutuhan di Kabupaten Sukabumi.

“Sebagai mahsiswa dari Sukabmi saya berharap dengan kegiatan ini semakin banyak wawasan dan akhirnya memiliki kemauan mengajar kebutuhan khsusu secara baik, tepat dan efisien,” ucapnya.

Sebab, sambung dia, dalam mengajar kebutuhan khusus tidak sama dengan anak-anak pada umumnya dan diperlukan konsep – konsep tertentu, yang akhirnya harus disesuaikan dengan masing – masing perserta didik.

“Semoga kedepan kami ketika lulus kuliah, banyak mengambil pelajaran dari guru – guru senior khususnya SLB yang ada di Sukabumi. Selain itu dengan kegiatan ini guru-guru senior juga dapat mengambil hikmah dari dosen – dosen UNJ,” pungkasnya. (ris/d)

Universitas Negeri Jakarta (UNJ) Universitas Negeri Jakarta (UNJ) Universitas Negeri Jakarta (UNJ) Universitas Negeri Jakarta (UNJ)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *