Dosen UNJ Mengabdi di SLBN Mutiara Bahari Mandiri Sukabumi

SLBN Mutiara Bahari Mandiri Sukabumi
Suasana saat puluhan guru SLBN Mutiara Bahari Mandiri Sukabumi berfoto bersama dosen Program Studi Ppendidikan Khusus Universitas Negeri Jakarata (UNJ)

SUKABUMI, RADAR SUKABUMI – Puluhan guru, mahasiswa dan sejumlah elemen antusias mengikuti kegiatan pengabdian kepada masyarakat Program Studi Pendidikan Khusus yang dilaksanakan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Jakarta (UNJ) di Sekolah Luar Biasa Negeri (SLBN) Mutiara Bahari Mandiri, Selasa (12/7).

Kordinator Prodi PKh UNJ Marja mengungkapkan, kegiatan tersebut merupakan pengabdian kepada masyarakat dari tim dosen dalam rangka mengabdikan kepada guru-guru SLB di Sukabumi baik kabupaten maupun kota, juga kepada guru guru sekolah penyelenggara pendidikan inklusif di wilayah Sukabumi.

Bacaan Lainnya

“Tujuan kami agar mereka (guru, red.) memiliki wawasan tentang pelaksanaan pendidikan inklusif bagi Anak berkebutuhan Khusus (ABK) yang berada di sekolah reguler,” kata MArja.

Dengan strategi yang benar dan juga memperhatikan individu ABK secara benar, kata Marja lagi, pihaknya ingin mendengarkan bagaimana para guru memberikan layanan di SLB dan SPPI masing-masing dengan berbagai jenis atau kebutuhan dengan benar. Juga dengan menggunakan kurikulum yang sesuai di lapangan. Kegiatan tersebut, kata Marja, merupakan kali kedua dari lanjutan tahun 2021 lalu secara online. Marja berharap, dapat memberikan pengetahuan pada sekolah pendidikan inklusif di sekolah reguler atau umum serta mahasiswa termasuk guru-guru SLB agar memiliki wawasan tentang ABK dengan benar.

“Dengan memerhatikan kebutuhannya ataupun kemampuannya tidak melihat jenis-jenis disabilitas atau kecacatan, tapi melihat bahwa ABK itu masih bisa berkembang dan dikembangkan sesuai dengan bakat dan potensi yang dimilikinya,” terangnya.

Sementara itu, penanggung jawab kegiatan sekaligus dosen Prodi PKh Fakultas Ilmu Pendidikan UNJ, Dr. Lalan Erlani menambahkan, kegiatan tersebut salah satu amanat didalam perguruan tinggi, salah satunya pengabdian masyarakat.

“Anak berkebutuhan khusus (ABK) sebetulnya sudah ada dalam UU 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional, salah satunya dikatakan bahwa jenis peserta didik berkebutuhan khusus atau Anak Berkebutuhan Khusus dan itu harus dilayani salah satu bagian anak bangsa kita,” jelas Lalan.

Kurikulum Merdeka saat ini yang dianggap dinamis, menuntut guru lebih profesional dan memiliki kompetensi lebih tinggi. Untuk guru yang menangani anak berkebutuhan khusus diperlukan beberapa prasyarat, salah satunya bisa melakukan kemampuan mengidentifikasi, memberikan pembelajaran yang dibuat dan didesain berdasarkan kebutuhan anak anak tersebut.

“Berbeda dengan guru-guru umum yang sifatnya umum seperti klasikal, tetapi kalau disini sifatnya individual, tidak semua guru mendapatkan kesempatan yang sama, nah makanya upaya kecil kami ini bagaimana supaya mereka bisa lebih memahami didalam layanan anak berkebutuhan khusus,” terangnya.

Kepala Sekolah SLBN Surade juga Plt di SLBN Mutiara Bahari Mandiri Dini Handayani mengapresiasi dan menyambut baik kegiatan dari Prodi PKh UNJ. Menurutnya memang diperlukan sinergitas berbagai elemen termasuk kampus ataupun mahasiswa agar tercipta pendidikan untuk disabilitas atau ABK sehingga memiliki masa depan yang lebih baik.

“Harapan saya kedepan adanya sinergitas ini, pendidikan untuk anak disabilitas jauh lebih baik, anak anak memiliki masa depan yang baik, begitu pun output SLB anak bisa mandiri, bisa kerja ke depannya,” tandasnya. (Cr2)

Pos terkait