Potensi Energi Terbarukan di Sukabumi Selatan dan Upaya Mewujudkan Kemandirian Energi

Mukhlis Ali, M.T
Mukhlis Ali, M.T

Oleh: Mukhlis Ali, M.T.

Pembina KOMETS (Komunitas Mahasiswa Energi Terbarukan Sukabumi) Dosen Teknik Mesin, Universitas Nusa Putra

Bacaan Lainnya

Sampai saat ini kita masih sering mendengar keluhan masyarakat Sukabumi mengenai keandalan listrik yang mereka terima dari PLN. Pemadaman listrik masih sering terjadi terutama di wilayah Sukabumi Selatan, yang tentu saja mengakibatkan kerugian bagi masyarakat baik di sisi kerusakan peralatan elektronik maupun kegiatan produktif yang terhambat.

Ini menjadi ironi tersendiri, mengingat wilayah Sukabumi Selatan justru mempunyai potensi sumber energi listrik berbasis energi terbarukan yang sangat mungkin untuk dikembangkan.

Berdasarkan data dari Global Solar Atlas dan Global Wind Atlas yang diambil di tahun ini, disebutkan bahwa wilayah Sukabumi Selatan memiliki potensi energi surya dan angin yang cukup besar dan berada di atas rata-rata potensi daerah di Indonesia.

Potensi energi surya yang ada tercatat mencapai hampir 4kWh/kWp per hari, artinya dengan memasang panel surya 1kWp dapat diperoleh energi listrik sebesar 4kWh dalam setiap harinya.

Angka ini sangat besar mengingat kebutuhan listrik rumah harian rata-rata hanya berkisar 2-3kWh saja (berdasarkan hasil survey tim peneliti Universitas Nusa Putra pada bulan Agustus 2021).

Energi angin juga tidak kalah potensial untuk dikembangkan terutama di wilayah pesisir selatan mulai dari Ciracap sampai Tegalbuleud. Data Windprospecting Indonesia yang dikeluarkan oleh Kementerian ESDM menunjukkan bahwa kecepatan angin di daerah tersebut rata-rata 5,6-6,3 meter/detik, dan angin dengan kecepatan di atas 4 meter/detik mencapai lebih dari 80% dari keseluruhan angin yang bertiup.

Kecepatan angin tersebut cukup memadai untuk dikembangkan sebagai sumber energi listrik, karena spesifikasi turbin angin yang dijual di pasaran umumnya memerlukan kecepatan angin minimal 3 meter/detik untuk mulai menghasilkan listrik.

Tim peneliti energi terbarukan Teknik Mesin Universitas Nusa Putra pada tahun 2020-2021 melakukan kajian tentang kemungkinan penggunaan energi surya dan energi angin sebagai sumber energi listrik mandiri bagi perumahan sederhana di masyarakat wilayah Sukabumi Selatan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa hanya diperlukan panel surya sebesar 640Wp atau turbin angin berkapasitas 1kWp untuk mencukupi kebutuhan energi satu rumah. Dan dari simulasi yang dilakukan dengan bantuan perangkat lunak PVSyst dan QBlade diketahui bahwa energi listrik yang dihasilkan mampu mencukupi kebutuhan listrik rumah tersebut selama 24 jam.

Sehingga secara teknis, peluang pengembangan energi listrik mandiri berbasis energi terbarukan sangat layak dikembangkan di wilayah Sukabumi Selatan.

Pengembangan energi listrik mandiri berbasis energi terbarukan diharapkan dapat menjadi solusi bagi penyediaan energi listrik yang lebih andal bagi masyarakat dan dapat memberikan pilihan bagi masyarakat untuk tidak bergantung kepada listrik PLN.

Selain itu, penggunaan energi terbarukan juga memberikan sumbangsih bagi penurunan emisi karbon di Indonesia dan lebih ramah lingkungan. Apalagi saat ini momentum pengembangan energi terbarukan di Indonesia sedang mendapatkan dorongan yang kuat.

Keluarnya Permen ESDM No. 26 tahun 2021 memberikan insentif bagi masyarakat yang memasang pembangkit listrik mandiri berbasis energi terbarukan untuk dapat menjual kelebihan listriknya kepada PLN dan dapat dibeli dengan harga listrik yang setara dengan harga listrik PLN. Sehingga dimungkinkan bagi masyarakat untuk terbebas dari pembayaran biaya listrik.

Akan tetapi, ada beberapa tantangan untuk mewujudkan kemandirian energi bagi masyarakat dengan memanfaatkan potensi energi terbarukan khususnya di wilayah Sukabumi Selatan. Pertama, adanya masalah di sisi biaya investasi.

Sudah menjadi maklum bahwa diperlukan biaya investasi yang tidak murah untuk pemasangan listrik energi terbarukan skala rumah tangga.

Saat ini tercatat dibutuhkan biaya sekitar Rp 15 juta untuk memasang sistem panel surya di rumah yang sudang dilengkapi baterai sebagai penyimpan energi.

Biaya tersebut tentu tidak murah bagi masyarakat kebanyakan, oleh karena itu perlu peran serta perbankan untuk memberikan kredit khusus yang mudah diakses oleh masyarakat dan berbunga rendah.

Kedua, masih minimnya tenaga terampil maupun ahli yang tersertifikasi untuk melakukan kegiatan instalasi dan perawatan pembangkit listrik energi terbarukan.

Hal ini menjadi masalah tersendiri, karena belum ada SMK maupun program studi di Universitas yang fokus pada pengembangan pendidikan energi terbarukan di wilayah Sukabumi.

Oleh karena itu perlu upaya perluasan pelatihan dan pengembangan kurikulum pendidikan energi terbarukan baik di tingkat SMK maupun Universitas di wilayah Sukabumi. Sehingga diharapkan dapat meningkatkan jumlah tenaga terampil dan tenaga ahli di bidang energi terbarukan.

Terakhir, masih minimnya pengetahuan masyarakat mengenai potensi dan implementasi energi terbarukan sebagai pembangkit listrik mandiri.

Masalah ini menjadi alasan tersendiri yang menyebabkan rendahnya keinginan masyarakat untuk memasang pembangkit listrik mandiri berbasis energi terbarukan di rumah mereka. Oleh karena itu perlu edukasi dan sosialisasi terus menerus kepada masyarakat melalui seminar, pelatihan, dan pembinaan komunitas-komunitas energi terbarukan di masyarakat.

Pada akhirnya, potensi energi terbarukan yang cukup besar di wilayah Sukabumi Selatan akan menjadi percuma jika tidak diiringi kerja keras untuk mewujudkan kemandirian dan keandalan energi listrik bagi masyarakat. (*)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *