Tuh Kan… Guru Sulit Beri Nilai Objektif

ILUSTRASI: Siswa sedang belajar secara daring. (antara)

DENPASAR – Salah satu wali kelas 5 SD di Tegalalang, Kabupaten Gianyar, Bali, I Nyoman Krisna Mahendra Hardiputra mengatakan bahwa sejak menerapkan sistem pembelajaran secara daring, ia sempat mengalami kesulitan dalam memberikan penilaian objektif kepada para siswa-siswanya.

“Sebenarnya untuk menilai secara objektif itu yang susah, mengingat lebih banyak peran orang tua disini, jika orang tuanya aktif membantu anak, pasti nilainya besar, sedangkan yang bekerja sendiri biasanya lebih kecil nilai. Kendalanya, penilaian secara objektif itu yang susah kami lakukan karena tidak tatap muka, dan kami tidak bisa memberi nilai secara langsung,” kata Krisna Mahendra, saat dihubungi melalui telepon di Denpasar, Senin (23/11).

Ia mengatakan pada setiap pemberian ulangan dilakukan melalui pengisian via google form, rata-rata nilai yang didapat siswa cukup besar. Meskipun siswa tersebut di kelas sebelumnya termasuk dalam golongan siswa dengan nilai yang kurang.

Sedangkan untuk ujiannya di setiap penilaian subtema, penilaian formatif, tengah semester dan ulangan semester, menggunakan google form yang diisi oleh para siswa.

Ia mengatakan bahwa sebelumnya sempat mengajukan belajar tatap muka ke Dinas Pendidikan Kabupaten Gianyar, namun belum diizinkan untuk melaksanakan pembelajaran secara tatap muka.

“Kebetulan, kondisi Covid-19 di wilayah tempat saya mengajar untuk saat ini masih masuk zona oranye,” ujarnya.
Selama pembelajaran, Krisna mengaku kesulitan untuk sarana prasarana. Sebab di sekolah tempatnya mengajar masih terkendala internet dan sarana prasarana penunjang sekolah daring.

“Tidak semua siswa memiliki perangkat gawai ditambah lagi belum semua orang tua di tempat kami mengajar melek teknologi, tidak semua memiliki handphone untuk kepentingan pengiriman tugasmelalui grup whatsapp kelas. Ditambah lagi keterbatasan kuota yg dimiliki siswa untuk mengirimkan tugas kepada gurunya, syukurnya kini sudah ada bantuan kuota pendidikan dari Kemendikbud,” ujarnya.

Sementara itu, menurut salah satu pengajar sekolah dasar di Kabupaten Karangasem, Bali, Dinda Dwi Cahya mengatakan bahwa hingga saat ini belum diadakan belajar tatap muka. Namun, hanya dilakukan untuk penyetoran tugas secara bertahap.

“Ada beberapa hambatan yang ditemui, ada yang punya gawai tapi kendalanya tidak bisa digunakan untuk internet. Syukurnya sekarang sudah ada kuota gratis dari Kemendikbud. Selain itu, ada orang tua yang terkadang sibuk bekerja kemudian jadi sulit untuk memberikan bimbingan bagi anaknya selama di rumah,” ucap Dinda.(ant)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *