Susah Dapat parkir, Mahasiswa UC Rancang Aplikasi

Nama aplikasinya mudah diingat. ParkirQ. Aplikasi karya empat mahasiswa Universitas Ciputra (UC) itu berangkat dari kesulitan sehari-hari, mencari tempat parkir. Kelihatan sepele, tapi mereka menganggapnya serius. Selain banyak waktu terbuang, bisa memengaruhi mood seseorang.

”ParkirQ ini tercipta dari pengalaman pribadi. Masalah itu juga dialami orang lain,” ujar Adhim.Mahasiswa UC itu akhirnya menciptakan aplikasi itu untuk memudahkan pengendara mendapatkan tempat parkir.

Enaknya lagi, seseorang bisa mem-booking tempat parkir sejak dari rumah. ”Maksimal dua jam sebelum ke tempat tujuan, spot parkir bisa dipesan dulu,” lanjut pemuda berkacamata itu.Cara kerja aplikasi tersebut sederhana. Ia memiliki empat alur utama. Ada top-up yang berfungsi untuk pembayaran. ”Sekarang masih free,” tegas Adhim.

Ada juga menu booking yang berfungsi untuk memesan tempat parkir. Kemudian, menu check-in digunakan untuk men-scan QR-Code atau verifikasi pesanan saat sampai di lokasi. Yang terakhir, menu check-out berfungsi untuk mengonfirmasi setelah menggunakan tempat parkir atau akan keluar dari spot parkir.”Kami memang merancang dengan empat komponen itu saja biar nggak ribet dan bisa digunakan siapa saja,” tutur Adhim.

Sistem kerja aplikasi dengan empat fungsi utama itu, disesuaikan dengan setting-an spot parkir. Tepat parkir dirancang atau ditata dengan sistem pagar untuk setiap spot. Tiap spot diberi nomor. Nah, di aplikasi, tinggal pilih nomor spot parkir mana saja yang diinginkan. Tentu yang masih kosong. Nomor spot parkir di aplikasi yang bertanda merah berarti sudah di-booking atau diisi orang.

Spot yang masih putih atau biru berarti masih kosong. ”Tinggal diklik nomor spot parkir yang masih kosong untuk booking atau reservasi,” ujar Rakha.Hal itu sama dengan ketika memesan tiket bioskop melalui aplikasi online. Tinggal melihat kursi yang kosong, klik, dan reservasi selesai.

Aplikasi tersebut diluncurkan pada 22 Oktober 2018. Vendor pertamanya adalah Universitas Ciputra (UC). Aplikasi itu sudah diuji coba pada 25 Oktober 2018. Karena masih percobaan pertama, spot parkir tidak menggunakan sistem pagar dan hanya satu petugas yang menjaganya.

”Namun, sudah banyak yang merasa terbantu,” ujar Erlita, public relation UC.Meski aplikasi itu baru seminggu diluncurkan, sudah ada investor yang tertarik menanamkan modalnya. Salah satunya, Angel, investor yang menginvestasikan Rp 1,5 miliar. ”Alhamdulillah dapat kepercayaan,” ujar Isabel.

Selain mempersiapkan kerja sama dengan vendor di Balikpapan dan Pekanbaru, mereka menyempurnakan aplikasi. Penyempurnaan meliputi rancangan hardware yang bisa digunakan untuk palang pintu parkir otomatis. Nanti tidak dibutuhkan pegawai lagi. Masyarakat juga tidak takut kehilangan kendaraan karena palang parkir bekerja otomatis berdasar sistem verifikasi dalam aplikasi.

Adhim mengatakan, dirinya dan tiga temannya sudah menyurvei 500 orang untuk menanyakan soal parkir. Ternyata, 95 persen responden menyatakan bahwa parkir menjadi masalah. ”Semoga aplikasi ini bisa berkembang dan makin banyak tempat yang berkolaborasi dengan kami,” terangnya.

 

(*/c7/ano)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *