SUKABUMI – Menyambut tahun ajaran baru 2023/2024 SDN Kebon Kawung yang beralamat di Jalan Pemuda II No. 29 Kecamatan Citamiang, Kota Sukabumi akan kembali membagikan tas dan sepatu gratis bagi siswa-siswi baru yang akan mendaftar ke sekolahnya itu.
Kepala SDN Kebon Kawung, Fahruddin mengatakan pembagian tas dan sepatu gratis tersebut sebagai bentuk apresiasi dan rasa peduli kepada siswa-siswi baru tahun pelajaran 2023/2024. Sekaligus juga untuk menarik minat siswa baru agar mendaftar ke sekolahnya.
“Diakui memang untuk beberapa tahun terakhir ini sekolah kami kekurangan pendaftar karena adanya persaingan. Maka dari itu, muncul ide untuk memberikan subsidi sepatu dan tas gratis bagi siswa baru, ” ucap Fahruddin kepada Radar Sukabumi, Selasa (6/6).
Ia pun mengaku bagi-bagi tas dan sepatu gratis ini sudah berjalan dua tahun dan responnya pun sangat baik. Banyak orang tua siswa yang tertarik dan menanyakan kembali apakah tahun ini ada subsidi tas dan sepatu kembali.
“Alhamdulilah dua tahun saya menjabat kepala sekolah disini, dan ini sudah yang ke dua tahun program ini berjalan dan responya cukup baik,” imbuhnya.
Ia pun berharap program ini semakin banyak diminati oleh masyarakat dan semakin banyak yang mendaftar ke sekolahnya. Adapun target siswa sesuai standar kelas tahun ini SDN Kebon Kawung bisa menerima 24 siswa.
Fahruddin juga menargetkan jika pemberian tas dan sepatu gratis ini bisa tepat waktu diberikan. Namun begitu untuk sepatu tentunya perlu ada pengukuran kepada siswa.
“Insya Allah untuk tas itu bisa diberikan langsung saat pendaftaran tetapi untuk sepatu itukan harus diukur dulu, tetapi mudah-mudahan tidak lama,” ucapnya.
Ia juga menegaskan untuk tahun ini, sekolahnya kembali tidak menerima siswa siswa berkebutuhan khusus seperti pada tahun-tahun sebelumnya. Hal ini lantaran saat ini SDN Kebon Kawung tidak memiliki guru untuk siswa luar biasa.
“Mohon maaf untuk tahun ini SDN Kebon Kawung kembali tidak menerima siswa berkebutuhan khusus, memang awalnya kita ditunjuk sebagai sekolah inklusi, tetapi karena guru yang mengajar inklusi itu sudah pensiun dan belum ada lagi jadi kita tidak bisa menerima,” pungkasnya. (wdy)
