Remaja Bikin Pembasmi Hama Berbasis Cahaya

DILA RAHMATIKA/RADAR PONOROGO RAMAH LINGKUNGAN: Kecenderungan wereng yang silau terhadap cahaya menjadi dasar pembuatan alat pembasmi hama ini.

PONOROGO, RADARSUKABUMI.com – Malam itu, di persawahan Singosaren, tiga remaja mempraktikkan temuan mereka. Setelah tombol ditekan, lampu LED menyala. Spontan, wereng beterbangan mendekati sumber cahaya.

Dalam waktu semenit, ratusan hama itu tersengat listrik dari jaring kawat yang dililitkan pada lampu itu. ’’Kami merancang alat pembasmi hama insektisida berbasis mikrokontroler atmega 16 dengan menggunakan panel surya,’’ kata Diales, salah seorang penemu.

Temuan tersebut berhasil membuat ketiganya diganjar juara favorit Karya Tulis Ilmiah (KTI) Nasional Power and Energy System Competition pada Agustus lalu di Malang. Gagasan itu tercetus dari kekhawatiran turunnya produksi padi akibat diserang hama.

Pembasmi hama konvensional berpotensi merusak lingkungan karena menggunakan bahan kimia. Cara lama tersebut juga tidak menjamin pemberantasan hama secara tuntas. Setelah pembasmian, hama penyerap cairan tumbuhan itu berpotensi untuk berkembang biak lagi. ’’Butuh tiga bulan menciptakannya,’’ ujarnya.

Mereka membutuhkan waktu sebulan untuk menyusun konsep dan kerangka alat. Dua bulan berikutnya mereka gunakan untuk merancang alat. Yang paling lama, memfokuskan pekerjaan agar dapat memberantas hama secara tuntas. ’’Sebagian komponen alat ini menggunakan barang bekas. Kami hanya menghabiskan biaya Rp600.000,’’ terangnya.

Alat pembasmi hama berbasis cahaya itu sengaja dilengkapi panel surya. Asupan sinar matahari bisa menghemat energi. Alat tersebut juga dilengkapi sensor pin untuk mendeteksi suhu tubuh manusia. ’’Biar aman kalau disentuh manusia,’’ ucapnya.

 

(fin/c13/end)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *