Publikasi Internasional Diwarnai Kecurangan

Bagi Handoko, orang-orang di komuntias penelitian atau riset pasti sudah paham ukuran sitasi karya sendiri yang masih wajar.

Ada beberapa keutungan dengan adanya self-citation yang berlebihan alias tidak wajar. Diantaranya adalah menaikkan H-index peneliti yang bersangkutan. H-index itu menunjukkan seberapa tinggi kompetensi seorang peneliti, dengan mengukur seberapa banyak karyanya disitasi.

Bacaan Lainnya

Nah ketika yang melakukan sitasi adalah dirinya sendiri, secara sistem karyanya memiliki indeks sitasi yang tinggi. ’’Seolah-olah H-index-nya tinggi. Padahal dirinya sendiri (yang melakukan sitasi, Red),’’ katanya.

Dirjen Sumber Daya Iptek-Dikti (SDID) Kemenristekdikti Ali Ghufron Mukti mengatakan seorang dosen tidak perlu terobsesi indeks Scopus.

Tetapi harusnya lebih ke arah substansi dan kualitas penelitian yang mereka lakukan. Serta aspek kemanfaatan penelitian bagi masyarakat luas.

’’Yang penting publikasi di jurnal yang bereputasi,’’ kata guru besar UGM itu. Dia mengatakan dengan tidak adanya kewajiban ke Scopus, seharusnya tidak perlu melakukan praktik-praktik yang tercela.

 

(wan)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *