Pelajar SMKN 1 Kota Sukabumi, Ciptakan Motor Custom

Motor Custom produk CV Wafarel 98 ini rencananya akan dibuat bersama para pelajar dari SMKN 1 Kota Sukabumi.

SUKABUMI – Para pelajar SMK Negeri (SMKN) 1 Sukabumi akhirnya mampu merakit motor custom, dengan basis mesin motor dari 250 sampai 500 CC seperti Japstyle, Cafe Racer, dan Bratstyle. Karya tersebut hasil kerja bareng pihak sekolah yang berlokasi di Jalan Kabandungan, Kecamatan Gunungpuyuh, Kota Sukabumi dengan CV Wafarel 98.

“SMKN 1 sudan on atau sudah kerja, para pelajar kami bersama CV Wafarel 98 sudah mampu mengerjakan dua unit motor custom ini,” kata Kepala SMKN 1 Kota Sukabumi Saepurahman Udung saat ditemui Radar Sukabumi di sekolahnya, Selasa (3/3).

Bacaan Lainnya

Menurutnya, para pelajar harus punya motivasi tinggi bahwa mereka harus maju. “SMKN 1 sendiri sejak lama ingin memproklamirkan diri sebagai pembuat atau pengisi Revolusi Industri 4.0, jadi bukan hanya sebagai penikmat saja,” tegasnya.

Sebagai upaya untuk merealisasikan hal tersebut, pihaknya telah melakukan kerjasama atau Memorandum of Understanding (MoU) dengan Teguh Eko Widiyanto dari CV Wafarel 98 pada Selasa (3/3) disaksikan Nonong Winarni selaku Kepala Seksi (Kasi) Pengawasan Cabang Dinas Pendidikan Wilayah V di sekolahnya.

Selain MoU, pihaknya juga mengadakan seminar pendidikan kewirausahawan yang diikuti para pelajarnya dengan tema “Berani Gagal”. Seminar tersebut menghadirkan narasumber langsung dari CV Wafarel 98.

“Seminar ini tujuannya supaya dapat memicu para pelajar terutama dalam interpreneurship, sehingga anak-anak termotivasi,” terangnya.

Selain seminar, kegiatan tersebut juga diisi dengan kreasi pelajar berupa penampilan seni musik gitar klasik, dan penampilan band yang disponsori oleh Telkomsel.

Teguh Eko Widiyanto mewakili CV Wafarel 98 menjelaskan, motor yang diproduksi bersama para pelajar SMKN 1 Sukabumi ini merupakan motor biasa yang dimodifikasi secara custom dengan basis mesin motor dari 250 sampai 500cc seperti Japstyle, Cafe Racer, dan Bratstyle.

“Namun yang kami gunakan itu dua mesin menjadi satu, salah satunya yang diperlihatkan dalam kegiatan ini,” tutur Teguh.

Dirinya mengajak para kepala sekolah (Kepsek) untuk sama-sama membuka pikiran (Open mainded).

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *