Ketika Mahasiswa ITS Sabet Emas Peneliti Muda

Suprihatin (kanan) dan Siti Nur Kholisah meraih medali emas pada Young Inventors Challenge di Malaysia.

RADARSUKABUMI.com – Thermal insulator atau penahan panas dalam ruangan biasanya berbahan styrofoam (gabus). Namun, bahan styrofoam terbukti tidak ramah ling kungan.
Karena itu, Suprihatin, mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), menciptakan styrofoam berasal dari enceng gondok dan tepung singkong.

_____________

Bacaan Lainnya

Berkat temuannya tersebut, mahasiswa departemen teknik rekayasa kimia itu berhasil menyabet medali emas di ajang Kompetisi Penemu Muda atau Young Inventors Challenge (YIC) di Malaysia Sabtu (21/9).

Suprihatin berkolaborasi dengan rekannya, Siti Nur Kholisah, mahasiswa Universitas Airlangga (Unair). Temuannya tersebut dinamakan Biofoam EngKong (biodegradable foam dari enceng gondok dan tepung singkong).

Suprihatin mengatakan, Biofoam EngKong dinilai sesuai dengan sustainable development goals 12 (SDG’s-12). ”SDG’s bertujuan memastikan pola konsumsi dan pro duksi yang bertanggung jawab terhadap lingkungan, sosial, dan budaya,” katanya.

Atin –sapaan akrab Suprihatin– menjelaskan, ide tersebut berawal dari keinginan untuk menciptakan styrofoam yang ramah lingkungan. Sebab, limbah styrofoam membutuhkan waktu lebih dari seribu tahun untuk terurai. Dari situlah, dia mulai melakukan observasi.

”Kami menemukan alasan styrofoam yang ramah lingkungan itu tercipta karena adanya serat dan perekat,” ujar dia.

Menurut dia, salah satu tumbuhan yang memiliki serat selulosa yang cocok adalah enceng gondok. Kemudian, untuk perekatnya diambil dari tepung singkong. ”Tepung singkong memiliki daya rekat yang tinggi. Juga tergolong bahan makanan se hingga aman di gunakan,” jelasnya.

Atin menuturkan, kemenangan di ajang YIC 2019 sangat berarti baginya. Sebab, dalam ajang tersebut, dia bersaing dengan 446 peserta dari 10 negara di Asia. Atin dan rekannya menjadi delegasi dari Indonesia. ”Sebelumnya, saya terpilih seleksi nasional di ajang Olimpiade Penelitian Siswa Indonesia (OPSI) dan Festival Inovasi Kewirausahaan Siswa Indonesia (FIKSI) 2018,” ujarnya.

Atin melanjutkan, penelitiannya tersebut dapat difungsikan sebagai thermal insulator. Hal itu disebabkan tingkat keamanan thermal insulator lebih baik daripada difungsikan sebagai food packaging. ”Ke depan, kami berharap bisa mengembangkan produk penelitian tersebut sebagai electronic packaging. Nanti ada pengujian lebih lanjut,” ujarnya. (ayu/c25/ady)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *