Kemendikbudristek Tegaskan Tes Calistung Tidak Menjadi Syarat Masuk SD

Kepala Bidang PAUD dan Dikmas Disdikbud Kota Sukabumi, Erry Yuanawati
Kepala Bidang PAUD dan Dikmas Disdikbud Kota Sukabumi, Erry Yuanawati

SUKABUMI – Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) melarang tes baca, tulis dan hitung (Calistung) pada saat Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) jenjang Sekolah Dasar (SD).

Hal itu diungkapkan Direktur Pembinaan SD Kemendikbudristek Muhammad Hasbi pada saat menghadiri Studium General Program Studi (Prodi) Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (PG-PAUD) Universitas Muhammadiyah Sukabumi (UMMI) di Auditorium UMMI Jl. R. Syamsudin, S.H. No. 50, Cikole, Kota Sukabumi, Jumat (17/5).

Bacaan Lainnya

Hasbi menegaskan, pelarangan tes calistung telah disebut dalam Permendikbud Nomor 1 Tahun 2021 bahwa masuknya anak PAUD ke SD tidak boleh melalui tes calistung.

Untuk itu, pihaknya mendorong para kepala dinas pendidikan (Kadisdik) untuk menyosialisasikan Permendikbud larangan calistung dalam tes masuk SD/MI kepada para kepala sekolah. Sehingga, kata dia, semua sekolah bisa mematuhi bahwa tidak boleh tes calistung sebelum masuk SD.

“Dalam aturan ini, sekolah tidak boleh asal menerapkan calistung bagi siswa PAUD dan SD, tapi sekolah harus menyesuaikan layanannya agar dapat memfasilitasi peserta didik yang belum pernah mendapatkan pembinaan kemampuan melalui satuan PAUD,” ujarnya.

Ironisnya, Hasbi menilai bahwa belum semua peserta didik kelas 1 SD pernah mengikuti pembelajaran terstruktur melalui PAUD.

“Masa transisi dari PAUD ke SD merupakan momen penting bagi pertumbuhan dan perkembangan anak, untuk itu sudah sepantasnya satuan pendidikan di Indonesia memastikan proses ini berjalan secara baik dan menyenangkan,” terangnya.

Yaitu dengan mendukung terbentuknya pondasi yang kokoh bagi anak-anak pada jenjang pendidikan PAUD maupun di SD kelas awal.

“Atau bisa juga kegiatan pembelajaran calistung digantikan dengan mengeksplorasi kreativitas anak-anak misalnya dengan memanfaatkan nada, gerakan ataupun media,” ucapnya.

Menanggapi kebijakan tersebut, Kepala Bidang (Kabid) Pendidikan PAUD dan Dikmas Disdikbud Kota Sukabumi Erry Yuanawati mengatakan, penghapusan tes calistung untuk masuk SD sudah dilakukan sejak lama dan diikuti oleh seluruh SD di Kota Sukabumi. Namun meski begitu, calistung masih tetap dapat diajarkan kepada anak-anak di SD.

“Tadi ditegaskan juga bukan dihilangkan calistung untuk kelas 1, tetapi sekolah itu boleh mengajarkan calistung asal dengan cara yang menyenangkan,” ujar Kabid Pendidikan PAUD dan Dikmas Disdikbud Kota Sukabumi, Erry Yuanawati saat diwawancarai Radar Sukabumi.

Perempuan berkerudung itu memberikan contoh bahwa anak tidak boleh ditekankan misalnya anak tersebut harus hafal 2+2 itu sama dengan 4.

“Kalau anak disuruh menghafal itu kan pasti kondisinya stress atau bisa juga dengan cara menyenangkan lainnya, seperti dengan gaya bercerita sehingga anak bisa membayangkan dipikirannya dan anak bisa lebih menyerap ilmu yang diajarkan oleh gurunya,” imbuhnya.

Menjelang PPDB SD Tahun 2024, pihaknya berjanji akan mengumpulkan satuan pendidikan PAUD, SD negeri maupun swasta serta pihak lain yang terlibat untuk menyosialisasikan transisi PAUD ke SD tersebut.

“Supaya tidak ada miskomunikasi lagi, tadi sudah diluruskan calistung itu boleh tapi tidak boleh dipaksa. Kita sudah menyebarkan surat edaran untuk tidak ada tes calistung masuk SD,” tambahnya.

Sementara itu, Kadisdik Kabupaten Sukabumi, Eka Nandang yang juga saat itu hadir pada kegiatan studium general di UMMI menjelaskan, pihaknya sudah melakukan sosialisasi penghapusan tes caslistung pada saat masuk SD tersebut sejak tahun 2021 melalui surat edaran (SE) yang dibagikan ke setiap sekolah.

Meski begitu, Eka menegaskan jika pembelajaran calistung tetap dilakukan, namun bukan untuk tes masuk SD.

“Ini kan bukan kebijakan baru, jadi kita sudah sosialisasikan ini sejak tahun 2021 tetapi untuk di kabupaten sendiri untuk masalah calistung bukan ditiadakan namun pembelajarannya masih tetap, tapi secara menyenangkan untuk tes calistungnya. Untuk pembelajarannya masih, biasanya sekolah dengan bercerita maka secara tidak langsung sudah mengajarkan calistung,” pungkasnya. (wdy)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *