Floating Market, Ajarkan Murid Berhitung

SUKABUMI – Berbagai cara dilakukan SD Negeri (SDN) Dewi Sartika CBM Kota Sukabumi, agar anak tidak mudah bosan belajar, terutama pelajaran matematika. Melalui floating market atau pasar kelas, pelajar SDN Dewi Sartika CBM semangat mengikuti kelas market yang diadakan sekolahnya tersebut.

Wali Kelas 2 SDN Dewi Sartika CBM Entat Mulyati mengatakan, floating market dapat memberikan pengalaman praktik jual beli kepada para siswa juga mengasah keterampilan anak dalam pelajaran berhitung, terutama operasi aritmatika yaitu penambahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian.

Bacaan Lainnya

Mereka ikut bertransaksi secara konkret. Diajarkan juga kecermatan dalam proses berhitung dengan operasi menambah, mengali, membagi, atau mengurangi. Selain itu anak-anak belajar percaya diri dalam memegang uang, membelanjakan, dan dapat mempertanggungjawabkannya.

“Kegiatan ini wajib diikuti oleh murid mulai dari kelas II-VI, Alhamdulillah anak-anak sangat senang dan didukung oleh orang tua, para orang tua juga membuat makanan dan minuman yang kemudian dijual oleh anak-anaknya di kegiatan floating market ini,” tuturnya.

Dikatakannya, kegiatan tersebut sudah dilakukan di setiap sekolah sejak dulu. Di sekitar tahun 1960-an hingga 1978, pelajaran seperti itu disebut dengan istilah pelajaran Babah Uyong yang diterapkan di kelas IV, V dan VI SD. Materi yang diujicobakan pada zaman dulu masuk ke ujian nasional. Dalam lingkup pelajaran Babah Uyong juga diajarkan penggunan cipoah atau sempoa untuk mengelompokkan satuan, puluhan, ratusan, ribuan, dan seterusnya.

“Dulu itu, lulusan sekolah dasar bisa menjadi juru tulis yang sekarang disebut sekretaris desa atau pelayan toko. Floating market merupakan sistem pembelajaran sangat berharga bagi anak. Harapan kami dari para guru, pasar kelas ini dapat menanamkan sifat mandiri pada anak dalam mempergunakan uang,” harapnya.

Untuk kegiatan pasar kelas tersebut, para guru memberikan penilaian, nilai yang didapat anak dilihat dari keterampilan mereka dalam menghitung uang yang didapat. Pertanyaan yang diajukan guru seputar modal, harga barang, kembalian, pendapatan, dan laba yang didapat.

Sementara itu salah seorang wali murid, Sari Indah menyatakan dukungannya pada pelajaran pasar kelas. Sari juga senang dan bangga karena semua anak sudah bisa melayani dan menghitung uang saat berjualan, termasuk mengembalikan uang kembalian dan hafal semua jenis uang.”Pada intinya anak belajar mengenal uang dan mengerti cara menghitung uang kembalian kepada pembeli saat bertransaksi,” tutupnya.

 

(wdy)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *