Waspada Hoaks Penculik Anak, Korbannya Dipukuli hingga Dibakar

Kabar Bohong (Hoks) soal penculikan anak
HOAX : Kabar Bohong (Hoks) soal penculikan anak tersebar di media sosial Facebook. (foto : Tangkapan Layar)

SUKABUMI — Seorang pemuda jadi bulan-bulanan massa usai dituding menculik anak di  Kampung Legoknyenang, Desa Cibolang, Kecamatan Gunungguruh, Kabupaten Sukabumi. Bahkan video aksi main hakim sendiri ini viral di media sosial Facebook dan aplikasi perpesanan WhatsApp pada Sabtu (28/01) malam. 

Berdasarkan fakta di lapangan, terkuak pemuda yang tidak diketahui identitasnya itu bukanlah seorang penculik anak, tetapi Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ). 

Bacaan Lainnya

Timbulkan Korban dengan Tuduhan Palsu

Isu penculikan anak semakin marak di media sosial belakangan ini. Seperti yang dirilis Kementerian Komunikasi dan Informatika RI pada Jumat (3/2/2023), beredar di Facebook seorang pria berlari menuju sekelompok anak Taman Kanak-kanak (TK) di salah satu daerah di Jawa Barat. Ia lalu menggendong seorang anak dan membawanya pergi.

Unggahan tersebut bertuliskan “WASPADA KEPADA ORANG TUA JAGA ANAK ANAK KALIAN INI KEJADIAN TADI PUKUL 9 PAGI DI JAWABARAT #VIDEOVIRAL #PENCULIKANANAK #penculikan”. 

Isu penculikan anak yang beredar di media sosial juga meresahkan warga di Kabupaten Bandung Barat (KBB) dan Kota Cimahi. Kapolres Cimahi AKBP Aldi Subartono mengatakan pihaknya belum menerima laporan dari masyarakat soal penculikan anak ayng dimaksud. Aldi sendiri sudah menyebar nomor telepon miliknya melalui personel Polres Cimahi dan media sosial.

Maraknya hoaks demikian diduga memicu warga mudah terprovokasi sehingga tak jarang berujung main hakim sendiri. Selain adanya peristiwa ODGJ yang dipukuli di Sukabumi seperti yang dipaparkan di atas, korban hoaks penculikan anak juga terjadi di Kampung Kendal, Kelurahan Margaluyu, Kecamatan Kasemen, Kota Serang

Seorang perempuan bernama Dutit alias Yuli Agus Tini yang mondar mandir membawa tas besar juga disangka penculik anak hingga dipukuli warga. Belakangan ketahuan Dutit ternyata seorang ODGJ. 

Kemudian seorang perempuan lanjut usia juga menjadi korban hoaks penculikan anak di Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara pada Minggu (29/1/2023) dini hari. Kejadian bermula saat wanita itu memberikan roti kepada anak-anak. Namun, warga mengira bahwa lansia tersebut ingin melakukan penculikan. Kepala Unit Reserse Kriminal (Kanit Reskrim) Polsek Sunggal Iptu Suyanto Usman Nasution mengatakan pihaknya tak menemukan indikasi penculikan anak dari korban, melainkan kemungkinan ODGJ. 

Kejadian yang paling sadis dialami oleh seorang nenek-nenek berinisial WS, 50 tahun di Kota Sorong, Papua Barat Daya. Ia tewas usai dibakar massa karena dituduh menculik anak pada Selasa (24/1/2023). Kepolisian setempat pun tak menemukan adanya indikasi upaya penculikan anak dari korban.

Tips Terhindar dari Jeratan Hoaks Penculikan anak

Mencuatnya hoaks penculikan anak di media sosial sejatinya disikapi secara kritis oleh masyarakat, alih-alih langsung mempercayainya. Warga diminta tetap mengedepankan kewaspadaan, tapi tidak reaktif terhadap isu yang belum tentu benar adanya. Mabes Polri sebelumnya telah mengingatkan sejumlah hal bila menemukan isu penculikan anak di media sosial.

  1. Lebih cerdas menyikapi video atau pun gambar yang beredar melalui media sosial, khususnya terkait isu penculikan anak
  2. Masyarakat diimbau tidak menyebarkan informasi yang belum jelas kebenarannya.
  3. Bila ragu-ragu terhadap informasi yang beredar segera klarifikasi dan dikonfirmasi ke kepolisian terdekat.
  4. Kalau melihat orang yang mencurigakan, sebaiknya lapor kepada petugas terdekat, kepolisian atau Ketua RT/RW. Jangan melakukan tindakan-tindakan main hakim sendiri karena itu akan merugikan semua pihak

Agar anak terhindar dari penculikan, berikut tipsnya :

Selain menghindari hoaks, Polres Sukabumi telah mengimbau masyarakat untuk mengedepankan kewaspadaan terhadap penculikan anak. Berikut sejumlah tips agar anak terhindar dari korban penculikan.

  1. Waspada terhadap orang baru

Ajari anak untuk waspada kepada orang yang baru dikenal. Beri tahu Anak agar tidak mudah percaya terhadap orang baru.

Ajari anak untuk menolak pemberian makanan, permen, atau sesuatu yang menarik perhatiannya dari orang tak dikenal terutama saat tidak ada orang tua di sampingnya.

  1. Ajari cara merespon situasi berbahaya

Mengajari anak merespon sesuatu yang berbahaya sedini mungkin sangat penting dilakukan. Misalnya mengajari anak agar berteriak minta tolong saat ada orang tak dikenal mengajak atau memaksa pergi bersama.

  1. Pastikan anak selalu bersama orang tua

Tekankan pada anak agar tidak berpisah dari orangtua. Terutama saat berada di keramaian. Ajarkan juga pada anak apa yang harus dilakukan bila tersesat atau terpisah dari orang tua.

  1. Beri pengertian agar tak ikut orang lain

Ajari anak dan beri dia pengertian dengan bahasa yang sederhana dan mudah dipahami, tentang bahaya ikut bersama orang tak dikenal.

Beritahu mereka untuk tidak pergi sendiri ke suatu tempat tanpa didampingi orang tua, kakak atau orang yang bisa dipercaya.

  1. Ajari anak bela diri

Mengajari anak ilmu bela diri bukan sesuatu yang salah. Sehingga ketika ada orang asing yang ingin memaksanya pergi, anak sudah tahu yang harus dilakukan.

Misalnya dengan menggigit, menendang, atau berteriak agar anak bisa melepaskan diri dari penculik. Hal yang paling penting adalah mengajarkan anak mana area tubuhnya yang tidak boleh disentuh orang lain.

  1. Anak jangan biarkan menyendiri

Biarkan anak bermain dengan teman-temannya. Saat pulang sekolah, ajarkan anak agar selalu bersama temannya saat pulang atau menunggu jemputan.

  1. Interaksi dan bercerita

Biasakan anak selalu bercerita tentang kegiatannya selama sehari penuh. Hal ini bisa dilakukan dengan memberikan waktu luang kepada anak untuk bercerita dan Anda sebagai pendengar.

  1. Jangan tinggalkan anak sendiri

Saat bepergian, orang tua jangan meninggalkan anak sendiri. Harus ada yang menjaga, merawat dan mengasuhnya di rumah atau di luar rumah.

  1. Jangan mengekspos anak

Tren media sosial memang bisa jadi duri dalam daging. Sebaiknya jangan terlalu mengekspos anak di media sosial, misal sampai menyebut nama sekolah atau tempat dia belajar dan bermain sehari-hari.

  1. Buat anak mandiri

Latih anak kemandirian. Bisa dengan melatihnya pulang dan berangkat sekolah sendiri tapi tetap harus diawasi orang tua dan guru.(hnd)

Pos terkait