Terungkap, Isu Bromat yang Dihembuskan Asing untuk Matikan Produk AMDK Dalam Negeri

YLKI melihat, maraknya pemalsuan atau pengoplosan air
YLKI melihat, maraknya pemalsuan atau pengoplosan air minum dalam kemasan (AMDK) dilatarbelakangi dengan adanya praktek jual beli label kemasan-ilustrasi-

JAKARTA — Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI dituntut lebih proaktif untuk mengatasi isu dan Hoaks seputar Bromat yang tanpa henti menyudutkan air minum dalam kemasan (AMDK) produksi dalam negeri. Kampanye hitam melibatkan influencer yang menyebar hoaks untuk menyudutkan produsen AMDK nasional, diyakini bagian dari manuver asing untuk memenangkan persaingan di bisnis AMDK.

“Kalau di video itu tidak jelas sumbernya dari mana, jadi kita juga meragukan itu hasil beneran atau nggak,” kata Prof Zullies, Prof. Dr. apt. Zullies Ikawati, Ketua Program Studi Doktor Ilmu Farmasi, Fakultas Farmasi, Universitas Gadjah Mada (UGM).

Bacaan Lainnya

“Pastikan datanya valid, dari sumber yang terpercaya. Misal ada data lab yang tersebar di media sosial, cek sumber penyebarnya, ada info rujukannya atau tidak. Bahasanya tendensius apa tidak,” katanya, menanggapi ramainya unggahan video hoaks tersebut.

“Jadi, jika sang Influencer bilang bahwa bromat itu membuat rasa agak manis, yang itu sering dijadikan tagline promo produk air tersebut ‘yang ada manis-manisnya’, maka itu sebenarnya adalah tidak benar. Karena sesungguhmya bromat tidak berasa apapun,” paparnya, tanpa menyebut nama merek AMDK nasional Le Minerale yang menjadi sasaran tembak kampanye hitam influencer tersebut.

Kampanye hitam dengan mengangkat isu bromat mulai digencarkan lagi pada awal tahun, dan berlanjut sampai sekarang. Influencer media sosial dilibatkan untuk menyebarluaskan video hoaks, yang menuding bahwa produk AMDK produksi dalam negeri dengan merek Le Minerale mengandung senyawa bromat melewati ambang batas.

Faktanya, berdasarkan hasil telisikan data dari lab terakreditasi Balai Besar Standardisasi dan Pelayanan Jasa Industri Agro (BBIA), yang mencantumkan data bromat milik Danone Aqua, Le Minerale, dan Cleo, hasilnya justru berbeda dari hoaks yang disebarkan.

Hasil perbandingan data dari ketiga merek tersebut, jelas mencantumkan angka kandungan bromat dalam air minum Danone Aqua malah dua kali lipat lebih tinggi dari dua jenama lokal lainnya, Le Minerale dan Cleo. Dalam unggahan di Instagram @sehataqua, Danone Aqua mengunggah hasil uji bromat di laboratorium terakreditasi yang sama, yakni sebesar 0,8 parts per billion (ppb). Sementara, kandungan bromat Le Minerale dan Cleo justru jauh di bawahnya, yaitu 0,4 ppb.

Berdasarkan data resmi ini, sang influencer dinilai tak jujur karena tak menyebut data bromat pada AMDK perusahaan multinasional Danone Aqua yang pabriknya justru dia kunjungi, dan secara terbuka kunjungan itu dipromosikan di akun medsos-nya sendiri.

Agaknya, gara-gara itu pula, Kemenkominfo langsung melabeli video tersebut sebagai konten bohong dan memasang stempel Hoaks di laman web kementerian tersebut. “(HOAKS) Kadar Bromat Produk Le Minerale di Atas Ambang Batas Sebabkan Tumor dan Kanker,” tulis Kemenkominfo, sebagai peringatan ke masyarakat luas untuk berhati-hati.

Kembali diangkatnya isu Bromat ini juga mengundang keprihatinan dari kalangan akademisi lainnya.

Tak kurang, Guru besar FMIPA UI, Profesor Budiawan, meminta seluruh produsen AMDK agar menaati aturan yang telah ditetapkan oleh pemerintah dan BPOM. Menurut Prof. Budiawan, apabila benar-benar ditemukan pelanggaran, maka pemerintah wajib memanggil atau mengevaluasi produsen AMDK tersebut.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *