Sistem One Way di Tol Trans Jawa Belum Siap

JAKARTA – Arus mudik Lebaran 2019 lewat jalur darat diprediksi meningkat seiring dengan tersambungnya tol Trans Jawa.

Dibutuhkan pengelolaan yang matang agar perjalanan tetap nyaman dan aman.

”Gimana lagi, sudah tugasnya.

Setidaknya nanti waktu pulang ke rumah bisa bawa sesuatu untuk anak-istri.

Ya, kebutuhan,” ucap Andi Purwanto kepada Jawa Pos di garasi bus, Sabtu (18/5).

Stres, jenuh, dan lelah kerap dirasakan Andi.

Apalagi saat menghadapi kemacetan.

Namun, tugasnya ialah melayani penumpang dan memberikan kenyamanan selama perjalanan.

Seperti tahun-tahun sebelumnya, bus tetap menjadi alternatif bagi pemudik yang tidak menggunakan kendaraan pribadi.

Atau bagi mereka yang tidak kebagian tiket kereta api.

Terlebih saat harga tiket pesawat dirasa mahal oleh sebagian besar masyarakat.

Apalagi, ada pengalaman baru yang dirasakan pemudik dengan tujuan Jateng dan Jatim yang lewat jalur darat.

Yakni, tol Trans Jawa telah tersambung dari Jakarta hingga Probolinggo.

Namun, melewati tol tetap harus berkonsentrasi.

Jangan terlena dengan kondisi jalan yang mulus.

”Kemarin (Jumat, 17/5, Red) saya baru pulang dari Denpasar.

Di beberapa ruas tol masih ada yang diperbaiki.

Semoga seminggu sebelum Lebaran semua sudah selesai,” kata Andi.

Karopenmas Divhumas Polri Brigjen Dedi Prasetyo menerangkan, hingga saat ini Korlantas masih melakukan peninjauan sepanjang jalan tol untuk mempelajari penerapan berbagai rekayasa jalan.

Jasa Marga sebagai pengelola tol telah menyiagakan ratusan petugas untuk memastikan gerbang-gerbang tol utama mampu beroperasi penuh.

Misalnya gerbang tol (GT) Cikampek Utama, GT Kalikangkung, GT Banyumanik, dan GT Kejapanan Utama.

Titik macet lain yang wajib diwaspadai adalah tempat istirahat dan pelayanan (TIP) serta titik transaksi GT.

Menurut Dirut PT Jasa Marga Desi Arryani, saat puncak mudik, banyak TIP yang kapasitasnya tidak mampu menampung jumlah pemudik.

Namun, masyarakat tetap nekat masuk ke rest area.

”Tak sedikit pula masyarakat yang nekat berhenti di bahu jalan bila petugas memutuskan untuk menutup rest area saat penuh,” ucapnya.

Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Danang Perikesit menegaskan, setiap badan usaha jalan tol (BUJT) harus memiliki layanan yang prima saat arus mudik.

Tidak boleh lagi ditemukan toilet yang kotor, mampet, atau toilet yang berbayar.

Itu adalah bagian dari item pelayanan yang harus dipenuhi tiap-tiap BUJT.

(han/agf/tau/idr/lyn/c9/fal)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *