Proyek Pembangunan Rusun Kudu Diawasi

JAKARTA – Proyek pembangunan rumah susun di daerah harus diawasi ketat. Jangan sampai pembangunan rusun jalan di tempat, seperti pembangunan 135 unit rumah di Kabupaten Merauke, Papua. Di mana sejumlah pegawai bidang perumahan diperiksa polisi.
Proyek satu juta rumah senilai Rp 36 miliar ini mangkrak atau belum selesai dibangun sesuai perjanjian kontrak kerja. Diduga banyak pihak sub kontraktor yang terlibat dalam pembangunan rumah tipe 36 di kawasan perbatasan tersebut.

Direktur Jenderal Penyediaan Perumahan (Dirjen PUPR) Khalawi Abdul Hamid mengatakan, PUPR tengah membangun satu twin block (TB) rusun khusus untuk orang tua lanjut usia di Cibubur, Jakarta Timur.
Proses pembangunan Rusun yang selesai dibangun pada 2016 dengan total anggaran Rp 15 miliar tersebut memiliki spesifikasi teknis untuk para penyandang kebutuhan khusus termasuk untuk para Lansia.
“Ini Rusun Lansia yang pertama dibangun PUPR untuk mereka yang berkebutuhan khusus,” ujar Khalawi di Jakarta, kemarin.

Dikatakan, pembangunan Rusun menggunakan anggaran APBN sebesar Rp 15 miliar. Jumlah unit Rusun yang disediakan sebanyak 90 unit dengan tipe 24 meter persegi. Lokasi pembangunan Rusun ini pun cukup strategis di Jalan Karya Bhakti No 1-3 RT008/ RW 07 KM 17 Cibubur, tidak jauh dari Mal Cibubur Junction.
Ia menjelaskan, rusun ini dibangun oleh satuan Kerja Penyediaan Rumah Susun Strategis Direktorat Rusun setinggi tiga lantai dan memiliki ramp dan hand rail bagi mereka yang memang memiliki kebutuhan khusus. Adanya lift serta fasilitas penunjang seperti prasarana, sarana dan utilitas serta meubelair diharapkan membuat para Lansia yang tinggal bisa betah dan nyaman.

“Rusun ini telah kami lengkapi dengan berbagai fasilitas seperti listrik, air, lemari pakaian, tempat tidur ukuran king, sofa, meja tamu, serta kursi dan meja makan. Jadi para Lansia yang datang bisa langĀ­sung tinggal di Rusun yang kini dikelola oleh Yayasan Ria Pembangunan,” katanya.
Ia juga terus mendorong Program Satu Juta Rumah dalam pembangunan hunian vertical di kawasan perkotaan. Semakin minimnya lahan untuk kawasan perumahan dan permukiman membuat masyarakat mau tidak mau harus memilih untuk tinggal di rumah tapak atau rumah vertikal seperti Rusun yang dibangun oleh Kementerian PUPR ini.

“Kami terus mendorong pembangunan Rusun untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR), dengan biaya sewa yang rendah. MBR yang dimaksud bisa pekerja industri, PNS, mahasiswa, asrama santri serta mereka yang memiliki kebutuhan khusus termasuk para Lansia ini. Kami lihat kondisi Rusunnya pun baik dan bersih sehingga para Lansia bisa tinggal dengan nyaman,” harapnya.
Sementara itu, Direktur Sasana Tresna Werdha Karya Bhakti Cibubur, Tumbu R Ramelan berharap, rusun ini bisa menjadi percontohan dalam hal pengelolaan Rusun untuk para Lansia di Indonesia.(rmol)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *