Menengok Peracik Minuman Sehat Daun Kelor

Minuman berkelas dengan kandungan kesehatan mumpuni tak perlu berburu hingga jauh. Apalagi, sampai mengeluarkan biaya mahal. Sebab, daun kelor pun bisa diolah untuk minuman menyehatkan. Seperti apa?

Minuman ini warnanya menyerupai teh celup. Dibungkus kantong, penyajiannya sangat praktis. Namun, isinya sama sekali tidak ada daun teh. ”Ini daun kelor. Masyarakat Madura menyebutnya Maronggih,” kata Ahmad Budi Santoso, pembuat minuman ‘asyik’ itu.

Maronggih biasanya dimasak jadi sayur bening. Disajikan dengan lalapan tempe. Tambah nikmat, pakai sambal pedas. Namun, di tangan anak muda terampil Tanggul ini, maronggih bisa jadi minuman pengganti teh. ”Disayur saja enak, apalagi kita jadikan minuman,” selorohnya.

Ahmad Budi Santoso bersama para anak muda Tanggul pun mengkreasikan berbagai minuman berbahan utama daun kelor. “Berbagai literatur yang pernah saya baca, banyak manfaat di daun kelor,” tuturnya.

Berangkat dari pengetahuannya tersebut, semangat menyajikan minuman sehat mulai digagas bersama anak muda lainnya. Bahkan, kini Budi yang juga Manager BUMDes di Desa Sidomulyo, Semboro ini mulai serius memproduksi ciptaannya menjadi minuman kas di desanya.

Tak sekadar berburu ciri khas. Sebab, yang diketahui Budi, daun kelor mengandung potasium 3 kali dibandingkan pisang. Selain itu, juga diyakini mengandung vitamin A sampai 4 kali dibandingkan wortel. Sedangkan kandungan zat besi, 25 kali lebih banyak dari bayam. Belum lagi, vitamin C yang sampai 7 kali lebih banyak dari jeruk. Sedangkan kalsiumnya, 4 kali lebih unggul dari susu.

Menyajikan minumannya tak sekadar mencelupkan kantong berisi daun kelor ke wadah berisi air panas. Sebab, pemuda kelahiran 2 Juli 1991 lalu itu juga mulai mengusai beberapa resep unggulan. Salah satunya cappucino tanpa espresso.

Biasanya, cappucino dibuat dari espresso dan susu. Seperti yang diketahui banyak orang, espresso tak lain hasil dari proses ekstraksi biji kopi yang sudah digiling. Namun, untuk minuman yang dibuat Budi, semua bahan espresso digantinya dengan daun kelor. Meski demikian, masih saja bisa dibuat latte.

Selain itu, dari tangan terampil Budi, membuat lemon tea tak lagi harus pakai teh. Sebab, rupanya daun kelor celup made in pemuda Tanggul ini sudah bisa menggantikan daun teh. Bahkan, rasanya tak kalah dengan teh hijau sekali pun. “Kami ingin mengubah mindset lama. Hari ini, minuman menyehatkan juga bisa sangat enak,” ujarnya.

Keterampilan meracik minuman dari daun kelor, hasil dari sebuah eksperimen. Berkali-kali mencoba dan mempelajari kesalahan, rupanya membuahkan hasil. Namun, kemampuan yang diraih Budi juga dia bagi pada anak muda lainnya. Sebab, dia ingin mengkader remaja usia di bawahnya.

Mencari daun kelor masih mudah. Mau menanamnya pun juga sangat gampang. Tinggal menancapkan batang pohon kelor ke tanah, beberapa bulan kemudian sudah bisa dipanen daunnya. Setelah itu, daun kelor tinggal dikeringkan. “Tapi jangan langsung kena sinar matahari,” katanya.

Berkat keterampilannya, minuman daun kelor mulai banyak digemari. Bahkan, kedai edukasi Rengganis di Jalan Urip Sumoharjo, Tanggul, sengaja didirikan untuk tempat belajar dan mengenal minuman sehat produk rakyat. “Seperti tujuan awal, membangun semangat yang menyehatkan,” pungkasnya.

(jr/rul/hdi/das/JPR)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *