Maraknya Hoaks Ancam Reputasi Perusahaan Asuransi

JAKARTA, RADARSUKABUMI.com – Beredarnya informasi hoaks tidak hanya subur ketika pemilu, tapi juga mulai masuk dan meresahkan kalangan bisnis. Salah satu industri yang rentan hoaks yakni berbasis keuangan, termasuk asuransi.
Hanya perusahaan-perusahaan tangguh yang bisa mempertahankan citra positif di tengah ancaman hoax. Untuk mengukur seberapa baik citra perusahaan, Frontier Group salah satu lembaga yang konsisten melakukan survei tentang corporate image.
Sejak 2000, Frontier mengeluarkan Corporate Image Award edisi Juni 2019. Survey independen ini melibatkan 3.000 responden dari unsur publik, manajemen, investor dan juga kalangan jurnalis yang mencapai 180 orang.
Untuk tahun ini, survey berlangsung dari Maret sampai dengan April 2019. Responden menilai perusahaan yang dianggap paling baik dengan mengukur sepuluh atribut yang mewakili empat dimensi yaitu Quality, Performance, Responsibility dan Attractiveness. Perusahaan dengan corporate image the best dan excellent merupakan perusahaan yang memiliki skor lebih besar dari satu atau di atas rata-rata Industri.
Untuk Kategori Total Asset di atas Rp20 trilliun, PT Asuransi Allianz Life Indonesia, salah satu perusahaan yang berhasil meningkatkan Corporate Image Index (CII)-nya sebelumnya masih di bawah satu, untuk saat ini menjadi di atas satu atau di atas rata-rata industri dengan kategori excellent.
Head of Corporate Communications Allianz Indonesia Wahyuni Murtiani mengakui tidak mudah untuk mempertahankan image korporasi, apalagi di era digital komunikasi yang tidak terbatas yang rentan dengan gempuran hoaks.
“Pencapaian ini buah kerja keras, dukungan dan kerja sama yang kuat dari banyak pihak termasuk agen. Selain citra perusahaan yang membaik, tahun ini kinerja kami juga menggembirakan,” tutur Wahyuni.
Untuk Allianz Life Indonesia membukukan Laba Bersih (Net Income) sebesar Rp792,7 miliar, atau meningkat sebesar 152 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Tingkat kepuasan nasabah terhadap pelayanan agen Allianz juga menunjukkan peningkatkan sebesar 67 persen per 2018, meliputi tingkat responsif agen, kemudahan untuk dihubungi, kemauan untuk membantu dan sikap kepedulian terhadap nasabah.
Adapun dari sisi jumlah nasabah, perusahaan mencatat pertumbuhan sebesar 4,7 persen dibandingkan dengan 2017. Kondisi kesehatan keuangan perusahaan dapat dilihat juga dari tingkat rasio kecukupan modal atau Risk-Based Capital Ratio (RBC) yang berada pada posisi 328 persen per Desember 2018.
“Informasi hoax di industri asuransi seperti juga umumnya di industri lain berasal dari pihak-pihak yang ingin mengambil keuntungan dari pihak lainnya dan sejauh ini dilakukan melalui berbagai tindakan penyebaran berita bohong untuk menutupi tindakan penipuan asuransi, termasuk melalui kampanye gelap guna merusak citra perusahaan, antara lain membangun narasi proses klaim nasabah yang tidak mudah oleh perusahaan,” tambahnya.
Allianz Life Indonesia sendiri telah melakukan pembayaran klaim dan manfaat sebesar Rp6,8 triliun sepanjang 2018.
“Kami selalu menghimbau agar masyarakat tidak mudah terhasut oleh Hoax. Double-check sangat penting, cari sumber-sumber informasi yang dapat dipercaya, seperti lembaga resmi atau langsung memperoleh informasi dari perusahaan yang bersangkutan,” katanya.
Allianz Indonesia bersama dengan industri asuransi dan pihak terkait juga memberikan perhatian yang serius, untuk melindungi nasabah dari penyalahgunaan klaim asuransi oleh pihak-pihak tertentu. Untuk memudahkan nasabah dalam hal pengajuan klaim, aplikasi Allianz eAZy Claim juga telah tersedia sehingga penyelesaian klaim Asuransi kesehatan dapat dilakukan dalam waktu 2 x 24 jam.
Sebagai bentuk perhatian dan komitmen kepada masyarakat, Allianz Indonesia telah melakukan empat pilar kegiatan CSR yang diyakini dapat membantu strategi pertumbuhan industri. Salah satunya melalui program “My Finance Coach” – Pelatihan Perencanaan Keuangan kepada lebih dari 15 ribu pelajar untuk mendukung program pemerintah dalam meningkatkan literasi keuangan kepada generasi muda Indonesia.
Perusahaan juga melakukan kegiatan yang bersifat humanistik bisnis, dan bersifat give back to country & society, di antaranya seperti Konser Amal Life Changer yang digelar untuk membantu Pengungsi Gempa Lombok & Sulawesi.
“Umumnya, perusahaan akan tangguh terhadap hoaks, karena mereka konsisten membangun reputasi dan menerjemahkan prinsip-prinsip humanistik dalam bisnisnya. Masih banyak perusahaan belum menjiwai konsep humanistik bisnis,” kata Godo yang juga pernah bekerja di industri asuransi.(chi/jpnn)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *