Selain itu, Burhanuddin mengakui bahwa sistem untuk pemerataan minyak goreng sudah baik, hanya saja dalam sistem pengawasannya kurang. Oleh karena itu, ada oknum yang memanfaatkan celah tersebut.
“Kegagalan sistem nggak, karena sistem sudah ada kalau 80 persen keluar, 20 persen itu untuk dalam negeri,” jelasnya.
Angka korupsinya pun masih belum bisa ditetapkan, namun menurutnya sangat besar. “Kita nggak tau, tapi pasti banyak karena kebutuhan minyak kan sangat banyak per hari. Pasti tinggi,” ucapnya.
“Kita nggak ngerti hati seorang manusia, kalau dia punya empati, tidak akan terjadi itu. Ini kebangetan diembat juga, padahal udah tau. Kita akan perhitungkan nanti didalam tuntut,” pungkas dia.(*)