Harta Karun Desa Wadas, Batu Andesit? Begini Kata Ahli Geologi

Lokasi pembangunan Waduk Bener
Lokasi pembangunan Waduk Bener di Kabupaten Purworejo. ANTARA/HO-Polda Jateng

JAKARTA – Ahli geologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Danny Hilman menanggapi soal batuan andesit yang disebut-sebut sebagai salah satu harta karun di tanah Desa Wadas, Kecamatan Bener, Purworejo, Jawa Tengah.

Danny mengatakan andesit memang batuan yang bagus, tetapi tidak istimewa. “Tidak ada yang istimewa tentang andesit selain memang bagus dan biasa dipakai untuk bangunan,” kata Danny kepada JPNN.com, Sabtu (12/2).

Bacaan Lainnya

“Masalah di Wadas adalah masalah sosial, politik, ekonomi serta hukum,” sambung Danny. Danny menjelaskan batuan andesit merupakan produk gunung berapi. Sebagian besar batu penyusun Candi Borobudur menggunakan andesit.

“Sebagian besar iya (andesit digunakan untuk menyusun Candi Borobudur). Produk gunung api di Indonesia memang kebanyakan andesit, jarang yang berkomposisi granit, seperti di Bangka Belitung,” ujar Danny.

Adapun berdasarkan informasi dari laman geology.com, kata andesit berasal dari nama Pengunungan Andes di Amerika Selatan. Andesit merupakan bagian dari keluarga batuan beku ekstrusif yang biasanya berwarna abu-abu terang hingga gelap.

Batuan andesit biasanya ditemukan di gunung berapi tepatnya di atas batas lempeng konvergen.

Batu AndesitBatu itu kerap ditemukan di aliran lava yang dihasilkan gunung berapi di atas zona subduksi. Lava yang terkena suhu permukaan kemudian bakal cepat mengeras dan membentuk batuan beku, termasuk batu andesit.

Sebelumnya, warga Wadas melakukan penolakan terhadap penambangan batu andesit untuk proyek stategis nasional (PSN) Bendungan Bener sejak 2016.

Pada Selasa (8/2) kemarin, ratusan aparat kepolisian dengan senjata lengkap melakukan pengawalan terhadap pengukuran lahan di Desa Wadas, Kecamatan Bener, Kabupaten Purworejo. (cr1/jpnn)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *