Datang Jakarta, Pemudik Harus Tes Covid-19 di 21 Titik Ini

Ilsutrasi Mudik

JAKARTA – Dalam rangka mengantisipasi lonjakan kasus Covid-19, pasca mudik Lebaran, pemerintah terus berusaha untuk mengurangi laju penularan. Hal Ini dinilai penting agar tidak membebani sistem kesehatan dan tetap menjaga upaya pemulihan ekonomi yang sudah dilakukan oleh pemerintah.

Sebelumnya diperkirakan terdapat sekitar 7 persen sekitar 17 juta penduduk yang ingin mudik. Namun setelah dilakukan pengetatan dan penyekatan dalam Operasi Ketupat dan larangan mudik oleh pemerintah, diketahui masih terdapat sekitar 1,5 juta warga yang tetap memaksa untuk mudik.

Bacaan Lainnya

Ketua Komite Pemulihan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN), Airlangga Hartarto berharap pemerintah tetap mengambil langkah-langkah untuk mengurangi mobilitas masyarakat pasca mudik lebaran.

Selain itu tetap melaksanakan random test bagi masyarakat yang menuju Jakarta pasca mudik. Baik tes swab antigen atau tes PCR di 21 titik lokasi di sejumlah provinsi di Jawa dan di Pelabuhan Bakauheni, Lampung.

“Kita harapkan dengan adanya pengetatan PPKM Mikro, bagi pemudik yang melakukan tes dan dinyatakan positif, harus dilakukan isolasi di daerah masing-masing,” kata Menko Airlangga dalam press conference virtual, Sabtu (15/5/2021) di Jakarta.

Selanjutnya, menurut Airlangga, bagi yang akan kembali ke Jakarta, di beberapa daerah sudah disediakan tempat untuk memonitor seperti di Bakauheni dan beberapa titik di Jawa.

Bahkan pemerintah sudah menyediakan tempat isolasi bagi mereka yang kedapatan positif saat kembali ke Jakarta. Airlangga menilai hal ini penting dilakukan, karena melihat dari total kasus di seluruh Indonesia telah mengalami perbaikan yang signifikan. “Total dari tingkat kesembuhan di Indonesia lebih baik dari beberapa negara,” ujar Airangga.

Saat ini kasus yang terkonfirmasi mencapai 2.633 kasus. Kasus aktif hanya sekitar 5,4 persen. Tingkat kesembuhan bahkan mencapai 91,8 persen, dan meninggal hanya sebesar 2,8 persen.

Bed Occupancy Rate (BOR) secara nasional pada Mei ini hanya 29 persen. Kemudian terkait dengan perekonomian nasional, Ketua Umum Golkar ini mengakui pada kuartal pertama pertumbuhan ekonomi masih minus 0,74 persen. Namun tren yang terjadi di Indonesia menunjukkan kurva “V” dan menuju ke arah positif.

“Kita berharap bahwa pertumbuhan ekonomi di kuartal kedua akan masuk jalur positif dan diperkirakan bisa mencapai 7 persen,” ujar Airlangga.

PMI Indonesia saat ini sudah mencapai 54,6, kemudian dari segi indeks keyakinan konsumen juga sudah mendekati angka normal, yakni 90 dan menuju 100.

Airlangga juga melihat dari tren perekonomian nasional bahwa impor dan ekspor sudah kembali normal. Bahkan belanja pemerintah juga berada dalam jalur positif. Beberapa sektor seperti komunikasi dan telekomunikasi, serta jasa dan kesehatan, bahkan pertanian dan sektor properti sudah menuju ke arah yang positif.

Sementara untuk industri dengan adanya PPnBM yang ditanggung pemerintah juga menuju ke arah positif dan terjadi kenaikan yang cukup tinggi. PMTB (Pembentukan Modal Tetap Bruto) juga sudah mendekati 0 (nol), lebih tepatnya -0,23.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *