BMKG Jelaskan Fenomena Musim Panas tapi Masih Hujan, Kemarau Basah ?

Kemarau Basah, sudah memasuki musim panas namun masih sering terjadi hujan
Ilustrasi. Kemarau Basah, sudah memasuki musim panas namun masih sering terjadi hujan -Erik Witsoe-Unsplash

JAKARTA — Kemarau basah. Meski sedang memasuki musim panas namun hujan dengan intensitas ringan hingga lebat mengguyur sejumlah daerah di Indonesia belakangan ini. Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) hal itu dipicu karena masih aktifnya beberapa fenomena dinamika atmosfer skala global-regional yang cukup signifikan.

Sementara itu, dalam skala regional, terdapat beberapa fenomena gelombang atmosfer yang aktif meningkatkan aktivitas konvektif dan pembentukan awan hujan, yaitu MJO (Madden Jullian Oscillation), gelombang Kelvin, dan gelombang Rossby yang terjadi pada periode yang sama

Bacaan Lainnya

“Adanya pola belokan angin dan daerah pertemuan serta perlambatan kecepatan angin (konvergensi) di sekitar Sumatera bagian selatan dan di Jawa bagian barat juga mampu meningkatkan potensi pembentukan awan hujan di wilayah tersebut didukung dengan anomali suhu muka laut positif yang dapat meningkatkan potensi uap air di atmosfer,” ujar dia.

BMKG memprakirakan curah hujan dengan intensitas ringan hingga lebat masih berpotensi mengguyur sebagian besar wilayah Indonesia selama sepekan ke depan 16 hingga 23 Juli 2022.

Deputi Bidang Meteorologi Guswanto menguraikan seperti fenomena La Nina yang pada Juli ini diidentifikasi masih cukup aktif dengan kategori lemah. “Kondisi tersebut masih turut berpengaruh terhadap penyediaan uap air secara umum di atmosfer Indonesia,” ujar Guswanto.

Meskipun saat ini sebagian besar wilayah Indonesia sudah memasuki musim kemarau, tetapi karena adanya fenomena-fenomena atmosfer tersebut memicu terjadinya dinamika cuaca yang berdampak masih turunnya hujan di sebagian besar wilayah Indonesia.

Pos terkait