Saat duduk dibangku TK, ia sudah jago menggambar tokoh karakter film kartun. Dia masih ingat, film yang sering dilukisnya dari cerita Dragon Ball. Bakatnya terasah saat duduk dibangku SMP hingga SMK. Sejak itu, dia lebih jago melukis wajah teman-temannya di sekolah, bahkan juga para gurunya.
Sampai kini, di rumahnya ia tetap melakukan aktivitas melukis. Di samping menjadi guru ekstrakurikuler di SDN Sukorejo I, serta sesekali main band sebagai gitaris. “Tertarik realis karena memang suka saja. Serta, merasa cocok dan bakatnya kuat dialiran ini,” tuturnya.
Untuk objek yang dilukisnya, kadang garap pesanan orang. Sesekali juga keinginan atas mood-nya sendiri. Biasanya dia mengambil objek berupa wajah atau tanaman. “Di realis, paling susah atau sulit pada saat buat arsirannya. Butuh ketelitian serta harus pandai menyesuaikan dengan warna,” katanya.
Saat melukis, lebih sering dilakukan di dalam kamarnya sekaligus dijadikan sebagai studio lukisnya. Acapkali dia menggunakan media krayon, tinta. “Kebanyakan melukis di atas paper atau kertas. Untuk kanvas juga sering, tapi jarang,” ungkap alumni SMK Darut Taqwa Purwosari.
Kini, lukisan karya yang telah ia buat sudah banyak. Sebagian kerap kali ikut ambil bagian dalam kegiatan pameran lukis hingga ke luar Pasuruan. Selain itu, juga aktif sebagai anggota di Komunitas Guru Seni Pasuruan (KGSP) hingga sekarang. Baik mengikuti perlombaan maupun juga pameran bersama.
“Melukis bagi saya lebih dari sebuah hobi. Tak hanya suka, tapi juga banyak tantangannya dan di situlah sensasinya. Tentunya, untuk membuatnya sesuai dengan mood, paling cepat sehari dan paling lama bisa sebulan,” ucap Cicis, sapaan akrabnya.
(br/zal/fun/fun/JPR)
