Nasib Pelukis di Kampung Jelekong, Mereka Semakin Sulit Menjual Karyanya

Seniman Jelekong
Seorang seniman tengah menunggu galeri lukisannya di Kampung Jelekong, Baleendah Kabupaten Bandung. FOTO: INDRIANI/JOB RADAR BANDUNG

SOREANG – Jumlah pelukis di Kampung Jelekong Baleendah Kabupaten Bandung berkurang hingga ratusan orang di tengah pandemi Covid-19.

Sebagian besar dari mereka memilih berhenti karena jumlah pembeli yang menurun drastis.

Bacaan Lainnya

Seorang seniman di Kampung Jelekong, Iman Budiman mengaku awalnya ada 700 pelukis. Namun usai pandemi Covid-19, jumlah pelukis berkurang hingga diperkirakan saat ini tinggal menyisakan sekitar 200 pelukis.

Hal tersebut ia sebutkan, karena sepinya pembeli lukisan, apalagi sejak PPKM.

“Galeri-galeri sama sekali enggak ada penjualan. Seni pagelaran seperti wayang golek, pencak silat, jaipongan, banyak juga, namun semua vakum karena kan enggak boleh ada kerumunan dan hajatan pun enggak ada,” ujar Iman saat ditemui RadarBandung, Minggu (3/10).

Selain pembeli hasil karya pelukis di kampung Jelekong yang berkurang, Iman pun mengaku kesulitan untuk mendapatkan bahan baku untuk melukis.

Sebelum pandemi, ia mengaku bisa menjual 10 ribu lembar lukisan. Bahkan hingga mengekspor lukisannya. Namun saat ini, lukisan-lukisan hasil karyanya tidak terjual dan hanya disimpan dalam galerinya sampai menumpuk.

“Sebelum pandemi, setiap minggunya kirim barang ke Bali sampai 700 lembar, belum lagi dari yang lain. Kurang lebih ada 10 ribu lebih lukisan dari Kampung Jelekong yang masuk ke Bali,” ungkap Iman.

Agar tetap mendapatkan keuntungan, Iman mencoba keberuntungan memasarkan lukisannya secara online. Kata Iman, lukisannya bisa terjual namun jumlahnya tak sebanyak sebelum pandemi melanda.

“Untuk harga bervariasi, karena hasil karya pelukis di Jelekong ini ada 2 jenis lukisan yaitu lukisan yang bersifat industri yang dipatok harga mulai ratusan ribu hingga jutaan. Kalau lukisan sekelas karya harganya bisa di atas Rp 1 juta,” tutur Iman.

“Sekelas lukisan industri itu biasanya 1 atau 2 hari selesai, tapi kalau untuk sekelas karya itu bisa berminggu minggu malah berbulan-bulan,” sambungnya.

Menurut ya, Kampung Seni Jelekong merupakan aset daerah. Banyak turis-turis asing, seperti dari Hongkong, Perancis, Australia yang belajar melukis kepadanya. (fik/job-tita/rudi)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *