59 Negara Boikot Indonesia, Covid-19 Capai 214.746 kasus dan 8.650 orang Meninggal

RADARSUKABUMI.com – Wakil Ketua MPR RI Syarief Hasan menyayangkan langkah Pemerintah dalam menanggulangi Pandemi Covid-19. Pasalnya, berdasarkan data dari Satuan Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 menunjukkan kasus terkonfirmasi positif Covid-19 sudah mencapai 214.746 kasus dan 8.650 orang diantaranya meninggal dunia.

Akibatnya, banyak negara di dunia yang menutup diri terhadap pengunjung dari Indonesia. BNPB menyebutkan bahwa ada 59 negara di dunia yang menutup dan membatasi secara ketat penerbangan dari Indonesia menuju ke negaranya masing-masing.

Bacaan Lainnya

Terbaru, Centers for Desease Control and Prevention (CDC) Amerika Serikat mengeluarkan travel warning bagi warganya yang hendak berpergian ke Indonesia. Travel warning tersebut sudah bertatus Warning-Level 3 dengan alasan resiko Covid-19 sangat tinggi.

“Pemerintah harus segera menanggulangi laju penyebaran Pandemi Covid-19 dan jangan hanya berfokus melakukan pemulihan ekonomi. Sebab, apabila aspek kesehatan dan laju Covid-19 tidak dapat ditekan maka akan mempengaruhi seluruh lini kehidupan, termasuk ekonomi,” ungkap Syarief.

Syarief pun mendorong pemerintah belajar dari kesigapan dan responsif Malaysia. “Malaysia langsung melakukan penutupan perbatasan, melarang masuknya turis dari negara episentrum Covid-19, memperketat long term visit pass, baik pekerja maupun mahasiswa. Ini menujukkan respons kuat dari Malaysia yang belum ditunjukkan Pemerintah Indonesia,” kata Syarief.

Anggota Majelis Tinggi Partai Demokrat ini menilai bahwa travel warning merupakan bukti kekhawatiran negara luar untuk masuk ke Indonesia.

“Harusnya, ini juga menjadi warning bagi pemerintah untuk segera menekan laju penyebaran Covid-19 dan menurunkan resikonya sehingga dapat mendorong perputaran ekonomi kembali,” ungkap Syarief.

Menurut Syarief, ia dan Fraksi Partai Demokrat telah mengingatkan masalah ini sejak lama. Bahkan, ia telah memprediksi bahwa Covid-19 akan mencapai 200 ribu kasus apabila pemerintah tidak bergerak cepat dalam menanggulangi Pandemi Covid-19.

“Pemerintah tidak memperhatikan masukan yang kami berikan dari Partai Demokrat. Pemerintah malah fokus dalam pemulihan ekonomi nasional bahkan menyerahkan program pemulihan tersebut kepada kementerian yang tidak terkait langsung. Akibatnya, kita melihat hari ini kasus sudah mencapai 200 ribu dan menyebabkan negara lain menetapkan travel warning,” ungkap Syarief.

“Pemerintah harus fokus menekan laju penyebaran Covid-19 dan aspek kesehatannya. Apabila masukan ini ditanggapi serius. maka Covid-19 dan dampaknya dapat segera diatasi. Namun, apabila tidak diseriusi maka akan semakin banyak negara yang membuat travel warning terhadap Indonesia dan hal ini merugikan Indonesia secara politik, sosial dan ekononi Indonesia,” tutup Syarief Hasan.(jpc)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *