Tekan Kasus HIV, KPA Libatkan Mahasiswa

Sekretaris KPA Kota Sukabumi, Fifi Kusumajaya saat mengikuti webinar series melalui zoom dengan ratusan mahasiswa, Kamis (25/3).

SUKABUMI — Sebanyak 465 mahasiswa perguruan tinggi di Kota Sukabumi, mengikuti webinar series yang diselenggarakan Komisi Penanggulangan Aids (KPA).

Kegiatan yang mengusung tema ‘Optimalisasi Generasi Milenial’ ini sebagai upaya pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS.

Bacaan Lainnya

“Kegiatan ini di latar belakangi meningkatnya kasus HIV di lingkungan remaja dan usia produktif. Kurangnya pengetahuan, pemahaman, kesadaran dan kepedulian generasi milenial terhadap HIV/AIDS menjadikan banyaknya kasus yang dialami para remaja,” ungkap Sekretaris KPA Kota Sukabumi, Fifi Kusumajaya kepada Radar Sukabumi, Kamis (25/3).

Fifi menerangkan, berdasarkan data Kementerian Kesehatan, jumlah kasus HIV/AIDS sejak 2005 sampai Maret 2020 terdapat sebanyak 388.724 kasus dan 123.231 AIDS. Sementara di kota Sukabumi, kasus pada 2020 tercatat 145 kasus baru yang ditemukan. “Dari jumlah tersebut, 58 merupakan warga asli Kota Sukabumi dan 87 warga luar kota,” ujarnya.

Menurutnya, temuan kasus pada 2020 lalu didominasi kelompok heteroseksual sebesar 44,14 persen dan homoseksual 41,38 persen. Sedangkan berdasarkan golongan umur mayoritas berusia 25-49 tahun sebanyak 75,17 persen dan usia 20-24 sebanyak 14,48 persen.

“Persentase itu menunjukan bahwa infeksi HIV di Indonesia paling banyak terjadi pada usia muda dan generasi milenial menjadi sasaran utama infeksi HIV karena remaja termasuk kelompok usia yang rentan dengan perilaku berisiko,” terangnya.

Sementara itu, Wali Kota Sukabumi sekaligus Ketua KPA, Achmad Fahmi mengajak seluruh generasi milenial untuk berperan aktif dalam rangka upaya pencegahan HIV/AIDS dan meningkatkan pengetahuan dasar informasi HIV/AIDS secara komperhensif di kalangan generasi milenial khususnya lingkungan perguruan tinggi.

“Hasil yang diharapkan dalam kegiatan ini yakni, adanya perubahan perilaku beresiko pada generasi milenial dan meningkatnya pengetahuan dasar infomasi secara komperhensif di kalangan remaja serta terbentuknya gerakan pelajar atau kampus peduli AIDS sebagai upaya pendekatan penanggulangan HIV-AIDS yang ikut andil dalam penanganannya,” pungkasnya. (bam/t)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *