Kasus DBD di Kota Sukabumi Masih Mengintai, Hingga Mei Dinkes Temukan 129 Kasus

Drg Wita Darmawanti
Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Kota Sukabumi, Drg Wita Darmawanti

SUKABUMI– Angka kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kota Sukabumi, masih tinggi. Terbukti, dari data yang tercatat Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Sukabumi, terhitung Januari hingga Mei 2023 terdapat sebanyak 129 kasus.

Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Kota Sukabumi, Drg Wita Darmawanti menjelaskan, rincian kasus DBP tersebut yakni, 43 Januari, 25 Februari, 22 Maret, 17 April dan 22 Mei. “Dari jumlah total 129 kasus, hanya satu ornag yang meninggal pada Januari lalu,” jelas Wita kepada Radar Sukabumi, Kamis (8/6).

Bacaan Lainnya

Jika melihat dari data yang ada, lanjut Wita, jumlah kasus pada Mei mengalami peningkatan jika dibanding pada April lalu. “Jumlah kasus pada Mei cukup tinggi. Meski demikian, jumlahnya masih jaub di bawah kasus yang terjadi pada Januari lalu yang mencapai 43 kasus,” bebernya.

Menurutnya, Dinkes tidak hentinya berupaya mengendalikan kasus DBD dengan mengajak masyarakat peduli terhadap kesehatan lingkungan di sekitar rumah untuk meningkatkan angka bebas jentik nyamuk (ABJ). “Angka bebas jentik Kota Sukabumi, pada 2022 sebesar 96 dari target 95 persen,” ucapnya.

Dalam pengendalian kasus DBD ini, Dinkes mendorong masyarakat agar menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Selanjutnya melaksanakan aksi pemberantasan sarang nyamuk melalui 3M, yakni menguras tempat penampungan air, menutup rapat semua tempat penampungan air agar nyamuk tidak bisa masuk.

Selanjutnya, menimbun atau mendaur ulang limbah barang bekas yang sudah tidak terpakai supaya tidak dijadikan tempat berkembangbiak nyamuk.

“Untuk mencegah dari gigitan nyamuk Aedes Aegypti warga bisa mengoleskan cairan anti nyamuk di beberapa bagian tubuh saat beraktivitas di dalam dan luar rumah maupun hendak tidur. Mulai menanam tanaman pengusir nyamuk dan melalui Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik (G1R1J),” terangnya.

Masyarakat juga diminta untuk bisa memahami seseorang yang mengalami gejala umum terserang DBD seperti mengalami sakit kepala, demam, nyeri pada otot, tulang atau sendi serta mual.

Selain itu muntah, sakit di belakang mata, kelenjar bengkak dan ruam serta pada bagian kulit muncul bintik-bintik merah. Jika ada orang atau keluarga yang mengalami gejala seperti itu, maka harus segera membawa ke Puskesmas atau rumah sakit agar bisa segera ditanggulangi. “Karena terjadinya kematian pada pasien DBD akibat telat mendapatkan pengobatan dari medis,” tutupnya. (bam)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *